Berita Tabalong

Tim Penanganan Karhutla Dibentuk, KPH Tabalong Bakal Aktifkan 66 MPA di 32 Desa 

Menghadapi kemarau, saat ini di Tabalong sudah ada 13 MPA yang dibentuk pada desa yang berbatasan dengan kawasan hutan

Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Hari Widodo
KPH Tabalong untuk BPost
Masyarakat Peduli Api di Tabalong praktik penanganan kerhutla menggunakan alat pemadam kebakaran, Kamis (11/5/2023).   

BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG - Memasuki musim kemarau, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kabupaten Tabalong  membentuk Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Kelompok Tani Peduli Api (KTPA)

Sejumlah desa sudah memiliki komunitas ini yang nantinya akan bekerjasama dengan instansi terkait dalam penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla)  di Kabupaten Tabalong. 

Kepala Seksi Perlindungan Hutan KPH Tabalong, Aries Setiawan menerangkan, MPA dan KTPA nantinya akan berperan aktif untuk pencegahan dan pengendalian dini Karhutla. Terlebih,  karena dibentuk dari desa, mereka adalah orang terdekat dan tercepat apabila Karhutla terjadi di kawasan desa yang mereka tinggali.

Sedikitnya, sudah ada 13 MPA yang dibentuk pada desa yang berbatasan dengan kawasan hutan. Terutama di Kecamatan Bintang Ara, Haruai, Upau, Muara Uya dan Jaro. 

"Ke depan kami akan membantu MPA pada sejumlah desa lainnya. Sasarannya ada 32 desa, sehingga ada 66 kelompok MPA yang dibentuk," kata Aries, Kamis (11/5/2023).

Baca juga: Lima Kecamatan Ini Rawan Karhutla, BPBD Banjar Rencanakan Bangun Posko Saat Status Siaga

Baca juga: BPBD HSS Aktifkan Posko Siaga Karhutla, Tiga Kecamatan Daha hingga Kalumpang Masuk Daerah Rawan

Baca juga: Waspada Karhutla di Kawasan Gambut, Gubernur Kalsel Buka Pintu Air Irigasi Riam Kanan

Baik MPA maupun KTPA, dianggotai oleh warga desa setempat. Bedanya kata Aries, KTPA dibentuk atas kerjasama dengan Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Tabalong.

Sedikitnya, sudah ada tiga KTPA yang terbentuk di Tabalong. Khususnya pada desa yang dianggap rawan Karhutla

Tentunya kata Aries, keberadaan MPA dan KTPA menjadi ujung tombak untuk penanganan kebakaran. Pasalnya mereka akan mengetahui lebih dini apabila terjadi Karhutla di desa dan melaporkan kepada Satgas Karhutla yang terbentuk.  (Banjarmasinpost.co.id/Isti Rohayanti) 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved