Religi

Ustadz Abdul Somad Ungkap Jumlah Puasa yang Afdhol di Momen Asyura, Berikut Jadwal Lengkapnya

Salah satu puasa sunnah di Bulan Muharram adalah Puasa Asyura. Berikut penjelasannya oleh Ustadz Abdul Somad.

Penulis: Mariana | Editor: Achmad Maudhody
Youtube Pojok Solusi
Ustadz Abdul Somad menjelaskan tentang ketentuan Puasa Asyura di Bulan Muharram. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Penceramah Ustadz Abdul Somad menjelaskan jumlah amalan puasa yang paling afdhol dikerjakan di bulan Muharram termasuk puasa Asyura.

Bulan Muharram identik dengan momentum Hari Asyura, disampaikan Ustadz Abdul Somad lebih afdhol atau lebih baik dikerjakan sebanyak tiga hari berturut-turut.

Ustadz Abdul Somad mengatakan tiga hari tersebut adalah tanggal 9, 10, dan 11 Muharram, hal ini bertujuan untuk membedakan umat Islam dengan kaum Yahudi.

Kini masuk bulan Muharram 1445 Hijriyah, yang mana bulan pertama di antara 12 bulan dalam sistem kalender Islam.

Ada sejumlah amalan sunnah yang dianjurkan di bulan Muharram, amalan paling afdhol dilaksanakan yaitu puasa sunnah.

Baca juga: Bacaaan Niat hingga Jadwal Puasa Tasua dan Asyura, Ustadz Abdul Somad: Dikenal Amalan Paling Afdhol

Bahkan ada puasa khusus yang hanya ada di bulan Muharram, tidak dijumpai di bulan-bulan lainnya.

Amalan tersebut sunnah dilaksanakan pada 10 Muharram, ada juga puasa yang dilaksanakan sehari sebelumnya yaitu 9 Muharram.

Ustadz Abdul Somad menjelaskan di bulan Muharram satu satu puasa sunnah khusus yang tidak dijumpai di bulan-bulan lain, yaitu puasa Asyura.

"Puasa Asyura adalah tanggal 10, namun yang paling bagus puasa itu adalah 9, 10, 11 sebanyak tiga hari, karena kata Nabi SAW jangan sama puasanya dengan Bani Israil, kalau tidak sanggup tiga hari pilih dua hari 9 dan 10 Muharram," jelas Ustadz Abdul Somad dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Pojok Solusi.

Hal tersebut diperintahkan atau dianjurkan Nabi Muhammad SAW kepada umat Islam, puasa selama tiga hari bertujuan untuk menyelisihi atau membedakan dengan kaum Yahudi di Madinah yang juga melaksanakan puasa hanya di 10 Muharram.

Ustadz Abdul Somad menceritakan di Madinah ada tiga suku kaum Yahudi, yakni Yahudi Bani Nadhir, Yahudi Bani Quraidhah, dan Yahudi Qainuqa.

"Suku Yahudi tersebut tidak makan dan minum pada tanggal 10 Muharram, Nabi bertanya, 'Ma hadza?' mereka menjawab 'Ha dza yaumun sholihun' Ini adalah hari yang baik, Allah menyelamatkan Nabi Musa dan menenggelamkan Fir'aun laknatullah. Mereka bersyukur kepada Allah dengan berpuasa di tanggal 10 karena Allah telah menyelamatkan Nabi Musa," paparnya.

Nabi Muhammad SAW merasa lebih berhak atas Nabi Musa As, maka Rasulullah SAW memerintahkan untuk puasa tersebut.

Sehingga tentang Puasa Asyura, tidak ada ikhtilaf antara ulama, diriwayatkan berdasarkan hadits shahih sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW.

"Karena itu bagi yang berbadan sehat khususnya perempuan yang banyak punya utang puasa, dengan berpuasa Asyura 9, 10, dan 11 Muharram maka sudah bisa mengganti tiga hari puasa yang ditinggalkan," tutur Ustadz Abdul Somad.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved