Anggota Dewan Main Game Slot

Alasan Kuat DPD PDIP DKI sampai Copot Cinta Mega Anggota Dewan yang Kepergok Main Judi Slot, PAW

Terkuak alasan kuat DPD PDIP) DKI sampai memecat Cinta Mega, anggota dewan yang kepergok main judi slot saat rapat paripurna akhirnya terkuak,

Editor: Edi Nugroho
Kompas.com/Nursita Sari - Tribun Jakarta
Alasan kuat DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) sampai memecat Cinta Mega, anggota dewan yang kepergok main judi slot saat rapat paripurna akhirnya terkuak. 

Pada kesempatan sama, Ketua DPD PDIP DKI Jakarta, Ady Wijaya menegaskan bahwa pihak PDIP tidak akan mencalonkan Cinta Mega lagi sebagai anggota dewan.

“Kami tidak mencalonkan (Cinta Mega) lagi untuk 2024. Cukup tegas partai saya,” kata Ady, dikutip dari Kompas.com.

Ady bahkan merekomendasikan agar Cinta Mega dipecat dari keanggotaan partai.

Namun, keputusan akhir mengenai rekomendasi tersebut menjadi kewenangan DPP PDIP.

“(Soal dipecat dari keanggotaan partai atau tidak) nanti biar DPP partai yang memutuskan, okey,” kata Ady.

Di hadapan wartawan, ia juga meminta maaf atas perilaku anggotanya.

“Saya minta maaf atas kelakukan anggota saya,” ucap Ady.

Ia berpendapat, game apapun yang dimainkan Cinta Mega, tetaplah sebuah kesalahan.

Ady mengatakan, jajarannya enggan mempersoalkan apakah game yang dimainkan oleh Cinta Mega berkaitan dengan judi online atau tidak.

“Main apa pun sudah salah di sana ya. Jadi, enggak ada urusan mengenai slot kek, game kek, salah saja, titik,” tukas Ady.

Kasus Cinta Mega jadi pelajaran bagi PDIP

Sekretaris DPD PDIP DKI Jakarta, Gembong Warsono mengatakan, kasus Cinta Mega harus menjadi pembelajaran bagi seluruh kader PDIP, khususnya di tingkat Provinsi DKI Jakarta.

Melansir Kompas.com, Gembong meminta seluruh jajarannya, secara khusus petugas partai yang menjadi legislator di DKI Jakarta, agar menjaga sikap.

“Iya, justru inilah kita undang seluruh ketua cabang, ketua, sekretaris, dan bendahara DPC se-DKI Jakarta, agar ini kita jadikan pelajaran berharga,” ujar Gembong, dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com.

“Bahwa di ruang publik, kita sebagai pejabat publik, tidak boleh berbuat yang kurang etis,” katanya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved