Berita Banjarmasin

Siswa SMAN 7 Banjarmasin Korban Penusukan Dirawat di ICU, Kadisdikbud Akan Beli Metal Detector

Siswa kelas X SMAN 7 (Smaven) Banjarmasin berinisial M (15), yang menjadi korban penusukan oleh teman sekolahnya, masih menjalani perawatan intensif

|
Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID/RIFKI SOELAIMAN
Ilustrasi-Seorang penjaga sekolah saat menutup gerbang SMAN 7 Banjarmasin, Senin (31/7/2023) sore. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Siswa kelas X SMAN 7 (Smaven) Banjarmasin berinisial M (15), yang menjadi korban penusukan oleh teman sekolahnya di ruang kelas, masih menjalani perawatan intensif di RSUD Ulin, Selasa (1/8). Sedangkan tersangka penusukan pada Senin (31/7) pagi itu yakni A(15) masih menjalani proses hukum di Polresta Banjarmasin.

Faisal Aqli menerangkan putranya dirawat di ICU pascaoperasi. Sulung dari tiga bersaudara itu menderita luka di bahu, pinggang dan perut. “Kadang bangun dan merintih,” kata Faisal saat ditemui di rumah sakit.

Menyusul kejadian itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kalimantan Selatan Muhammadun meninjau SMAN 7 Banjarmasin, Selasa.

Dia menyatakan sekolah sudah kondusif. “Saya melihat siswa sudah mengadakan lomba kesenian,” katanya.

Muhammadun menyayangkan kejadian tersebut dan pihaknya akan melakukan evaluasi berkaitan karakter peserta didik.

Dia juga meminta sekolah melakukan pemeriksaan ketat terhadap siswa yang akan masuk.

“Atas kejadian itu kami akan membeli metal detector. Jadi sebelum masuk kelas dan bersalaman dengan guru nantinya siswa akan diperiksa,” katanya.

Baca juga: Kapolresta Kombes Sabana Pastikan Proses Hukum Kasus Penusukan di SMAN 7 Banjarmasin Sesuai Aturan

Sekolah juga diminta menyediakan loker. Dengan demikian tas siswa akan diletakkan di loker. Sedangkan yang dibawa masuk kelas hanya buku pelajaran.

Mengenai kasus penusukan, Muhammadun menyatakan pihaknya tidak menemukan adanya indikasi bullying dari korban terhadap tersangka seperti yang beredar di media sosial.

“Memang mungkin ada bercanda. Tapi tidak ada bullying. Mungkin karena masih remaja emosi belum stabil,” katanya.

Ia berpesan kepada wali siswa agar mengawasi anak-anaknya termasuk mengenai sifat, perilaku, hingga emosi. Penting pula memantau dan memeriksa gawai yang digunakan anak.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMAN 7 Banjarmasin Arjudin mengatakan berdasarkan informasi yang didapat, penusukan terjadi sebelum jam pelajaran dimulai sehingga tidak terdeteksi oleh guru.

“Kami belum mengetahui pasti kejadiannya. Kami juga sudah menyerahkan ke pihak berwajib. Keduanya juga merupakan siswa baru. Mereka baru satu pekan belajar di SMAN 7,” kata Arjudin yang menggantikan Tumiran sebagai kepala SMAN 7 Banjarmasin per 1 Agustus 2023. Untuk diketahui pergantian kepala sekolah ini karena Tumiran memasuki masa pensiun.

Insiden di sekolah yang kerap disebut Smaven juga mendapat perhatian Ketua Komisi IV DPRD Kalsel M Lutfi Saifuddin.

Dia meminta pihak berwenang menyelesaikan kasus tersebut dengan hati-hati. Hal itu karena korban dan tersangka berstatus pelajar serta masih di bawah umur.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved