Religi

Hikmah Safar Dipaparkan Ustadz Adi Hidayat, Pastikan Bukan Bulan Sial

Pendakwah Ustadz Adi Hidayat memaparkan hikmah Bulan Safar yang penting diketahui umat Islam. Pastikan bukan bulan sial.

Penulis: Mariana | Editor: Murhan
Youtube Adi Hidayat Official
Hikmah Bulan Safar Dipaparkan Ustadz Adi Hidayat. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Adi Hidayat memaparkan hikmah Bulan Safar yang penting diketahui umat Islam.

Diungkapkan Ustadz Adi Hidayat, ada makna di balik penamaan Safar yang termasuk dalam sistem penanggalan Hijriyah.

Ustadz Adi Hidayat menuturkan salah satu hikmah bulan Safar adalah momentum untuk terus memperbaiki diri setelah sebelumnya latihan amal shaleh di bulan Muharram.

Saat ini umat Islam masih berada pada bulan Muharram 1445 Hijriyah, tak lama lagi akan berganti ke bulan Safar 1445 Hijriyah.

Mitos beredar di bulan Safar yaitu dapat membawa musibah atau bencana bagi umat Islam.

Ustadz Adi Hidayat mengatakan kata Safar memiliki dua arti, bermakna kosong dan menguning.

Baca juga: Sikap Muslim Ketika Adat Berbenturan dengan Syariat, Ini Kata Ustadz Adi Hidayat

Sebagaimana dijelaskan dalam Alquran Surat Al-Baqarah Ayat 69

قَالُوا۟ ٱدْعُ لَنَا رَبَّكَ يُبَيِّن لَّنَا مَا لَوْنُهَا ۚ قَالَ إِنَّهُۥ يَقُولُ إِنَّهَا بَقَرَةٌ صَفْرَآءُ فَاقِعٌ لَّوْنُهَا تَسُرُّ ٱلنَّٰظِرِينَ

Qālud'u lanā rabbaka yubayyil lanā mā launuhā, qāla innahụ yaqụlu innahā baqaratun ṣafrā`u fāqi'ul launuhā tasurrun-nāẓirīn

Artinya: Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya". Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya".

"Dulu di zaman jahiliyah kenapa dinamakan bulan Safar, karena di bulan kedua ini orang-orang pergi merantau, ada yang pergi ke Syam, Syiria untuk berdagang, termasuk Nabi Muhammad SAW pernah pergi ke Syam," jelas Ustadz Adi Hidayat dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Mirza ra.

Ia menambahkan karena orang-orang beranjak dari Mekkah seakan Mekkah banyak yang meninggalkan dan menjadi tempat yang kosong.

Alasan penduduk Mekkah pergi keluar adalah untuk mencari emas ketika kembali yang berwarna kekuning-kekuningan, itulah kemudian bulan ini dinamakan bulan Safar.

"Ketika masa Islam nama ini dipertahankan setelah Al-Muharram yakni Safar, sebab untuk memberikan keterkaitan makna dengan yang pertama," papar Ustadz Adi Hidayat.

Sebagaimana diketahui, di bulan Muharram adalah momentum hijrah meninggalkan segala sesuatu keburukan, maka yang haram sudah tidak ada tempat dalam diri atau kosong sebagaimana makna asal Safar.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved