Berita Kotabaru

Bekantan Mendekati Permukiman Warga, Begini Penjelasan BKSDA

Ini kata BKSDA Kalsel munculkan bekantan di pemukiman warga di alan Hidayah, Sungai Paring, RT 14, Desa Stagen, Kecamatan Pulaulaut Utara

Penulis: Herliansyah | Editor: Irfani Rahman
Susan untuk BPost
Rombongan bekantan mulai memasuki wilayah pemukiman warga di Sungai Paring, Desa Stagen, Kecamatan Pulaulaut Utara, Kotabaru. Ini kata BKSDA Kalsel 

BANJARMASINPOST.CO.ID,KOTABARU - Adanya bekantan yang mulai mendekat ke permukiman warga di Jalan Hidayah, Sungai Paring, RT 14, Desa Stagen, Kecamatan Pulaulaut Utara disinyalir karena habitatnya mulai terganggu.

Kasi Konservasi Wilayah 3 Batulicin, BKSDA Kalsel Nikmat Hakim Pasaribu diminta tanggapannya menyatakan, bekantan mendekati permukiman disebabkan adanya perubahan kondisi habitat.

Disebabkan ada pertumbuhan penduduk, sementara namanya satwa selalu mencadi tempat yang pas untuk mereka beradaptasi.

"Yang pasti mereka perlu makan, bermain. Habitat lah ya, habitan kan tempat hidup," jelas Nikmat.

Sudah tentu dimana ada tanaman mangrove yang masih baik dan tercukupi pakannya, satwa tersebut maka akan bergerak. "Dimana tempat pakannya cukup, lebih aman dia akan ke situ," ujarnya.

Baca juga: Bekantan di Sungai Paring Mulai Dekati Pemukiman Warga, Untuk Cari Makan Disinyalir Habitat Rusak

Baca juga: Perduli Ketersedian Air Bersih, Kapolda Kalsel Bantu Sumur Bor di Desa Sidomulyo

Diakui Nikmat, perlu diingat di beberapa tempat di Kotabaru, karena areal yang terjepit oleh permukiman. Sehingga memaksa satwa tersebut memotong jalur.

"Karena memang itu sebenarnya jalur mereka. Karena sudah ada bangunan, permukiman, ada jalan di situ kadang-kadang dia bisa nyeberang lewati permukiman," terangnya.

Disamping satwa juga punya kemampuan untuk beradaptasi, terlebih jika keterbatasan makanan di alam. Karena terkunci sehingga mendekat ke permukiman untuk mencari makan.

"Itu sudah terpaksa, terkurung (terjepit) di situ. Makanya banyak kejadian kenapa melompol masuk ke permukiman," ucap Nikmat melalui telepon genggam kepada Banjarmasinpost.co.id, Jumat (8/9/2023).

Bagaimana solusinya agar habitat Bekantan tetap terjaga,? Nikrmati menambahkan, hal itu perlu proses edukasi atau pemahaman terhadap satwa tersebut.

Sebab Bekantan tidak hanya satwa langka endemik Borneo (Kalimantan) yang khas, bahkan menjadi maskot fauna Provinsi Kalimantan Selatan.

Untuk itu, ketika pemahaman itu sudah dapat, sehingga satwa ini tetap bisa hidup berdampingan.

"Pernah di Sungai Taib ada, Desa Peduli Bekantan karena di desa itu ada areal APL, bukan kawasan hutan. Tapi eksistingnya di lapangan hutan mangrove. Tidak nyampe satu hektare. Dibiarkan saja sampa pemilik sehingga masih tempat hidupnya Bekantan," tandas Nikmat.

Baca juga: Tenaga Kerja Asal China di PT ESF Meninggal, Diduga Alami Serangan Jantung

Baca juga: Ingat Pendaftaran CPNS 2023 Dibuka 17 September 2023, Segera Siapkan Dokumen Ini

Walau diwaktu-waktu tertentu, kawanan bekantan pernah menyeberang ke sebuah pabrik minyak goreng di sekitar.

"Namanya satwa kan dinamis, bergerak bila ada tanamanan dan ruang-ruang kosong di situ. Bermain-main," imbuhnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved