Religi

Adakah Amalan Arba Mustamir Doa dan Sholat Tolak Bala? UAH Hingga Syafiq Basalamah Soal Rebo Wekasan

Rebo Wekasan atau Arba Mustamir jatuh pada 13 September 2023. Adakah amalan seperti sholat tolak bala, Doa Tolak Bala? Ini kata Ustadz Adi Hidayat dll

Penulis: Mariana | Editor: Murhan
istimewa
Rebo Wekasan atau Arba Mustakmir jatuh pada Rabu (13/9/2023). Adakah Amalan Arba Mustamir Doa dan Sholat Tolak Bala? Ustadz Adi Hidayat, Abdul Somad, Buya Yahya Hingga Syafiq Riza Basalamah Jelaskan Rebo Wekasan 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Sesuai jadwal, Rebo Wekasan atau juga disebut Arba Mustamir akan jatuh pada 13 September 2023. Adakah amalan seperti sholat tolak bala, Doa Tolak Bala dan lainnya?

Nah, sejumlah ustadz ternama mulai Ustadz Adi Hidayat, Ustadz Abdul Somad, Buya Yahya hingga Ustadz Syafiq Riza Basalamah memberikan penjelasan.

Memang, masyarakat di Indonesia ada yang mengganggap Bulan Safar adalah membawa sial dan harus Sholat Tolak Bala Rebo Wekasan.

Sebagian masyarakat di Indonesia mempercayai bulan Safar sebagai bulan yang membawa sial sehingga harus salat Rebo Wekasan.

Dikutip dari Youtube Mirza ra, Ustad Adi Hidayat menjelaskan hal ini.

Menurut UAH, bulan Safar bisa berarti dari dua asal yakni, satu berasal dari kata Sifr atau Sifrun yang artinya nol atau kosong.

Kata Safar bisa terambil dari kata sofro atau sesuatu yang menguning.

Baca juga: Bolehkah Percaya Amalan Rebo Wekasan? Begini Penjelasan Buya Yahya  

"Quran surah kedua Al Baqarah ayat 69 sofraun faqiul launuha tasurun nadhirin, ketika diminta menyebelih sapi mereka (umat Nabi Musa-red) bertanya sapi warnanya apa, maka turun ayat cari sapi yang warnanya kekuning-kuningan, sofro," ujar Ustad Adi Hidayat.

Pada jaman jahiliyah, kata UAH, kenapa bulan kedua hijriah dinamakan Safar karena sejak bulan kedua ini orang-orang mulai keluar dari daerah-daerah Mekah untuk merantau, ada yang ke Syam, ada yang pergi ke Syiria untuk berdagang.

"Termasuk Nabi Muhammad SAW pernah pergi ke Syam, beliau ditemani oleh pamannya, kemudian nanti dengan Maysaroh saat mulai beranjak dewasa," tuturnya.

Karena orang-orang keluar dari Mekah, maka Mekah seakan-akan menjadi tempat yang kosong.

"Untuk apa mereka (orang-orang Mekah-red) keluar untuk mencari emas ketika kembali yang berwana kekuning-kuningan karena itulah bulan ini dinamakan bulan Safar," ungkapnya.

Itu lah sejarah bulan Safar yang oleh sebagian orang Indonesia diyakini sebagai bulan yang membawa sial sehingga ketika bepergian harus berhati-hati.

Artinya, tidak nyambung sebenarnya antara tolak bala dengan bulan Safar.

Saat masa Islam masuk, namanya tetap dipertahankan, karena memiliki keterkaitan dengan bulan sebelumnya yakni Muharram.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved