Selebrita

Kulik Lagi Fakta Kota Ghaib Saranjana Kotabaru yang Jadi Film Horor, Tayang Hingga Bioskop Malaysia

Kota Ghaib Sarajana merupakan cerita rakyat di Kalimantan Selatan terutama Kotabaru. Kini jadi diangkat jadi film horor. Siap tayang bioskop Malaysia.

Editor: Murhan
youtube
Kota Ghaib Saranjana 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Kota Ghaib Sarajana merupakan cerita rakyat di Kalimantan Selatan terutama Kotabaru.

Kini, kisah itu menjadi Film Saranjana Kota Ghaib. Film ini akan tayang 26 Oktober 2023 di bioskop seluruh Indonesia.

Berdasarkan cerita rakyat, kota ghaib Saranjana memang kerap menjadi pertanyaan terkait keberadaannya.

Praktis, Sarajana menjadi kota yang dijuluki sebagai kota ghaib.

Kini, kisah tersebut kini diangkat menjadi film melalui sutradara Johansyah Jumberan.

Johansyah Jumberan kemudian menjelaskan alasan dirinya mengambil genre horor dengan kisah Saranjana: Kota Ghaib yang juga mengeksplorasi kekayaan budaya dan adat istiadat dari Kalimantan.

"Saranjana menurut saya genre horor yang sangat berbeda karena kebanyakan horor kan dari Jawa atau Sunda, nah kalau ini original dari Kalimantan, dan semua memang berkaitan gitu," kata Johansyah Jumberan saat jumpa pers di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Senin (11/9/2023).

Baca juga: Viral Penampakan Pintu Masuk Kota Ghaib Saranjana di Kotabaru Kalsel, Mencuat Jelang Filmnya Tayang

"History-nya sangat terikat ya dengan tiga kabupaten di Kalimantan, tempat kita syuting," lanjutnya.

Menurut Johansyah melalui film Saranjana ini diharapkan mampu memberikan pesan kepada masyarakat Indonesia agar mengenal dan mengetahui budaya dari Kalimantan.

"Iya karena kan kalau drama series itu banyak (dari Kalimantan). Kalau Saranjana itu orang tahunya Kalimantan kan. Nah lewat kesempatan ini saya mau kasih tahu kalau Kalimantan sebenarnya seperti ini," tutur Johansyah.

Diketahui film horor Saranjana: Kota Ghaib juga baru merilis poster dan trailernya.

Dalam poster dan trailernya itu, DHF Entertainment terlihat menampilkan gedung-gedung pencakar langit sebagai gambaran dari kotak ghaib Saranjana.

Adapun film Saranjana ini diperankan oleh beberapa artis muda yaitu Adinda Azani, Lutfi Aulia, Irzan Faiq, Betari Ayu, dan masih banyak lagi.

Film ini akan tayang di semua bioskop Indonesia pada 26 Oktober 2023.

Bukan hanya itu saja, film ini juga akan tayang di Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Kamboja, dan Myanmar pada November 2023.

Saranjana: Kota Ghaib memiliki jalan cerita sebuah grup band bernama Signifikan asal Jakarta yang tengah mengadakan tour konser di Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Shita (Adinda Azani) sang vokalis menghilang secara misterius.

Berdasarkan informasi bahwa Shita diduga berada di kota Saranjana, sebuah kota yang dipercaya warga lokal sebagai kota ghaib yang modern dan maju.

Dalam tujuh hari mereka melakukan petualangan yang penuh dengan kejadian horor dan mistis untuk bisa mengetahui dan membuka gerbang kora Saranjana guna membawa sang vokalis pulang.

Saranjana disebut-sebut sebagai kota gaib yang secara administratif (di dunia nyata) masuk Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Namun, letak pastinya hingga kini tidak diketahui selain letaknya ada di Pulau Halimun yang sering dikenal Pulau Laut, dimana ibu kota Kabupaten Kotabaru bertempat.

Cerita tentang Saranjana ini melegenda, karena ada beberapa hal ghaib yang beredar dari mulut ke mulut tentang Kota Saranjana dan makhluk tak kasat mata penghuninya.

Saranjana konon adalah kerajaan atau kota besar alam gaib, letaknya di bagian selatan Pulau Laut, Kabupaten Kotabaru.

Banyak warga lokal dan luar daerah yang mempercayainya, tidak sedikit yang mengaku pernah masuk ke kotanya.

Namun, untuk pembuktian secara ilmiah memang belum ada, hanya cerita dari mulut ke mulut.

Berikut ini kisah-kisah misterius tentang Kota Saranjana yang sudah beredar luas:

1. Alat Berat Tak Ada Pemiliknya

Ini mungkin kisah yang paling sering didengar dan beredar di kalangan masyarakat tentang Saranjana.

Disebutkan pada 1980-an, ada pemerintah setempat dikagetkan oleh kedatangan sejumlah alat berat pesanan dari Jakarta.

Semua alat berat dengan nilai sangat mahal itu dipesan seseorang dengan alamat Kota Saranjana dan telah dibayar lunas.

Padahal, Kota Saranjana di alam nyata secara administratif tidak ada di Kabupaten Kotabaru.

Cerita ini melegenda dari mulut ke mulut hingga sekarang.

2. Dihuni makhluk Astral

Konon, Kota Saranjana dihuni makhluk astral atau tak kasat mata, berupa jin muslim.

Namun, ada pula yang mengatakan, Kota Saranjana dihuni manusia namun yang telah menggaib.

Kabar yang beredar dari mereka yang pernah masuk ke kota itu, kotanya sangat maju dengan jalan raya yang lebar, gedung perumahan yang megah dengan pagar rumah tinggi.

Sistem pemerintahannya kerajaaan, mayoritas penduduknya beragama Islam.

3. Buah raksasa

Ada keanehan dari kota ini, dari carita yang beredar.

Buah-buah di sana besarnya berkali lipat dari di alam nyata.

Jenis buahnya sama dengan di alam manusia, tapi ukurannya yang raksasa.

Namun, jika buah itu dibawa ke alam nyata, ukurannya berubah menjadi ukuran normal.

4. Penduduknya cantik dan gagah

Kabarnya, penduduk Kota Saranjana secara fisik sama dengan manusia, namun mereka semua secara fisik lebih cantik untuk perempuan dan prianya gagah.

Mereka juga semua ramah-ramah.

Bahasa yang digunakan untuk percakapan adalah Bahasa Banjar.

Katanya, jika manusia masuk ke Kota Saranjana tidak ingin pulang lagi ke alam nyata karena takjub dengan kotanya.

5. Terdengar suara di malam hari

Pada malam hari, di sekitar Gunung Saranjana, bila memang ditakdirkan bisa mendengar suara-suara dari Kota Saranjana.

Bisa terdengar suara alunan musik, atau kendaran yang lalu lalang.

Bahkan ada cerita monil-mobil mewah pesanan warga Saranjana dari Surabaya, tapi tidak tahu asal pemilik atau pemesannya.

Begitu pula kisah lain tentang kapal ferry yang mengangkut banyak penumpangdari Tanjung Serdang Kotabaru, namun begitu merapat ke Pelabuhan Batulicin, Kabupaten Tanah Bumbu, mendadak sepi.

Katanya disebut-sebut sebagai orang-orang dari Kota Saranjana.

Walalhualam, kisah dari mulut ke mulut ini merupakan mitos yang berkembang di masayrakat, namun belum bisa dibuktikan.

Namun, mau tidak mau, percaya atau tidak di dunia ini selalu ada hal-hal yang ghaib.

6. Ada di Peta Belanda

Seorang dosen FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Jurusan Sejarah, Mansyur mencoba menganalisa Saranjana, dari perspektif historis ilmiah.

Melalui tulisannya di akun Facebooknya Sammy 'xnyder Istorya, Mansyur yang juga mantan seorang jurnalis menulis tentang Saranjana.

Menurut dia, ada tiga versi lokasi Saranjana hasil penelusurannya.

Pertama, di Kotabaru, Kalimantan Selatan, versi kedua di Teluk Tamiang, Pulau Laut dan ketiga di sebuah bukit kecil yang terletak di Desa Oka-Oka Kecamatan Pulau Laut Kelautan, Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Dari perspektif historis menurut Mansyur Saranjana adalah fakta.

Sebab, Salomon Muller, naturalis berkebangsaan Jerman dilahirkan di Heidelberg, dalam petanya berjudul "Kaart van de Kust-en Binnenlanden van Banjermasing behoorende tot de Reize in het zuidelijke gedelte van Borneo" (peta wilayah pesisir dan pedalaman Borneo), tahun 1845 mengambarkan bahwa terdapat wilayah yang ditulisnya sebagai Tandjong (hoek) Serandjana.

Tandjong ini terletak di sebelah selatan Pulau Laut, tepatnya berbatasan dengan wilayah Poeloe Kroempoetan (Pulau Kerumputan) dan Poeloe Kidjang.

Dalam kapasitasnya sebagai pembuat peta, Salomon Muller menjabat anggota des Genootschaps en Natuurkundige Komissie in Nederlands Indie yang sudah mendapatkan pelatihan dari Museum Leiden dan sedang melakukan perjalanan penelitian tentang dunia binatang dan tumbuhan di kepulauan Indonesia.

Namun, belum bisa dipastikan apakah Salomon Muller pernah berkunjung ke Tandjong (hoek) Serandjana sebelum memetakannya. Salomon Muller pun tidak pernah menyinggungnya dalam beberapa artikelnya yang diterbitkan Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen.

Peta yang memuat Tandjong (hoek) Serandjana tersebut dimuat dalam Reizen en onderzoekingen in den Indischen Archipel, seri pertama yang diterbitkan Staatsbibliothek zu Berlin. Peta ini dibuat 18 tahun sebelum Salomon Müller meninggal dunia pada tahun 1863.

Menurut Mansyur, sumber lainnya yang memuat tentang Serandjana adalah Pieter Johannes Veth, dalam "Aardrijkskundig en statistisch woordenboek van Nederlandsch Indie: bewerkt naar de jongste en beste berigten", halaman 252.

Kamus ini diterbitkan di Amsterdam oleh P.N. van Kampen, tahun 1869.

Veth menuliskan "Sarandjana, kaap aan de Zuid-Oostzijde van Poeloe Laut, welk eiland aan Borneo's Zuid-Oost punt is gelegen" (Sarandjana, tanjung di sisi selatan Poeloe Laut, yang merupakan pulau yang terletak di bagian tenggara Kalimantan).

Secara terminologi, kalau dikomparasikan dengan kosakata India, " Saranjana" berarti tanah yang diberikan.

(Banjarmasinpost.co.id/Tribunnews.com)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved