Wajah Bacaleg 2024 Mulai Bertebaran, Arief Budiman: Harus Dikemas untuk Dapatkan Suara

Hj Ananda : Pada 2019 saya menggunakan Facebook dan Instagram. Dari keduanya saya bisa pasang konten dan juga pasang iklan yang sasaran viewernya spesifik sesuai wilayah kita tuju. Lantas pada Pilkada Banjarmasin 2020 saya lebih masif, semua platform digital kami gunakan, TikTok, Instagram, Facebook, bahkan ada website, WA call center.

Arief : Dan hasilnya luar biasa, suara yang diperoleh dapat memberikan perlawanan terhadap incumbent.

Seberapa perbandingan biaya antara cara konvensional dan digital?

Arief: Investasi keduanya sama besar, tapi pastinya low dan high cost juga tergantung cara masing-masing mempromosikan diri.

Hj Ananda : Biaya konvensional lebih higher cost dan efektivitasnya susah. Sedangkan yang digital, lebih low dan enak memantau, misalnya berapa dan sispa follow, like, share.

Konten apa yang fokus ditampilkan dalam digital?

Hj Ananda : Saya aktif bermedia sosial sejak 2017 itupun saat itu sebagai ketua Golkar Banjarmasin harus punya akun media sosial. Padahal saya orang yang tidak suka show off, tapi karena tuntutan maka saya bikin akun Instagram untuk posting kegiatan, seiring waktu ada tim relawan membantu menangani sebagai admin. Saya sehari-hari suka pakai tas purun, tak suka branded item, nah ini dijadikan salah satu konten mencintai produk lokal.

Konten lainnya, sebagai perempuan pertama menjadi ketua partai di Banjarmasin, ketua DPRD termuda. Seorang ibu yang membagi waktu dengan anaknya, juga background saya muda sebagai paskibraka dan pemilihan Nanang Galuh, juga ketika mengikuti pertukaran pemuda Indonesia Kanada. Konten human interest ini yang mengenalkan dan memberikan trust (keyakinan) pemilih. (Banjarmasinpos.co.id/Salmah Saurin HB)