Religi

Rasulullah Pilih Duduk dan Bergabung

Suatu hari, Nabi Muhammad SAW keluar dari rumah. Dia menuju Masjid Nabawi di Kota Madinah.

Editor: Edi Nugroho
SHUTTERSTOCK/SAMAREEN
Ilustrasi Masjid Nabawi. 

BANJARMASINPOST.CO.ID- Suatu hari, Nabi Muhammad SAW keluar dari rumah. Dia menuju Masjid Nabawi di Kota Madinah.

Di dalam masjid, Rasulullah SAW mendapati dua majelis para sahabat yang berbeda aktivitasnya.

Pada majelis pertama, sekelompok sahabat di satu sisi masjid berzikir menyebut asma Allah. Mereka juga memohon kepada-Nya untuk memenuhi hajat mereka.

Sedangan pada majelis yang berbeda, sekelompok sahabat lainnya di sisi lain masjid mempelajari fikih. Mereka melakukan kajian perihal ketentuan agama dan hukum Islam.

“Kedua majelis ini sama-sama baik. Tetapi majelis yang satu lebih utama,” ucap Rasulullah SAW sambil menunjuk kepada majelis taklim. Mereka, kata Rasulullah SAW sambil menunjuk kepada majelis zikir, berdoa dan berharap kepada Allah SWT. Bila Allah menghendaki, Dia akan mengabulkan permohonan mereka. Tetapi jika Allah berkehendak lain, Dia tidak memenuhi permintaan mereka.

Baca juga: Karakteristik Tersendiri

Baca juga: Manfaatkan Fasilitas yang Diberikan Allah

Ada pun mereka, kata Rasulullah SAW menunjuk majelis taklim di sisi lain masjid, tengah belajar (ketentuan agama). Mereka juga mengajarkan orang-orang yang awam. “Sungguh, aku hanya diutus sebagai muallim (guru pengajar). Mereka ini yang lebih utama,” ujar Rasulullah SAW kepada sejumlah sahabat yang mendekatinya.

Rasulullah SAW kemudian melangkah mendekati majelis taklim. Dia kemudian duduk dan bergabung bersama mereka yang membicarakan halal dan haram (fikih). Riwayat ini dikutip oleh Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam Kitab Kifayatul Atqiya wa Minhajul Ashfiya (Indonesia, Al-Haramain Jaya: tanpa tahun), halaman 82. Wallahu a’lam. (nu.or.id)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved