Berita Viral

Viral Penampakan Benda Berbentuk Bola Api Terbang Melintasi Langit Condongcatur, Diduga Meteor

Warga Condongcatur, Sleman, Yogyakarta dihebohkan dengan penampakan benda berbentuk bola api yang terbang melintasi langit.

Penulis: Danti Ayu Sekarini | Editor: Edi Nugroho
@KevinDndr
Warga Condongcatur, Sleman, Yogyakarta dihebohkan dengan penampakan benda berbentuk bola api yang terbang melintasi langit 

Sebenarnya inti dari komet adalah partikel debu padat, sehingga ketika melewati matahari akan menjadi panas dan lambat laun menjadi hancur serta menghasilkan ekor.

Ekor tersebut tampak memanjang dari Bumi.

4. Puing-puing dari inti komet yang hancur ketika melintasi orbit Bumi akan terlihat seperti hujan.

Komet yang melintasi matahari dan bergerak cepat diikuti oleh serpihan berbatu yang didominasi oleh partikel berukuran seperti pasir.

Serpihan inilah yang terbakar ketika sampai di atmosfer Bumi. Ketika terbakar, si sekitar serpihan akan menghasilkan cahaya yang tampak dari Bumi menyerupai hujan.

Jenis-jenis Hujan Meteor

1. Perseid

Titik radian Perseid terletak di konstelasi Perseus, maka dinamakan Perseid.

Meteor yang jatuh diperkirakan memiliki kecepatan sekitar 60 km/jam.

Meteor Perseid memiliki kilatan yang terang dan ekor cahaya yang panjang.

Hujan meteor Perseid berasal dari serpihan debu ekor komet Swift Tuttle atau 109P/Swfit Tuttle yang mengelilingi matahari setiap 133 tahun sekali.

Hujan meteor ini biasanya akan terlihat di wilayah Bumi pada belahan bagian utara di malam musim panas.

2. Lyrid

Titik radian Lyrid terletak di konstelasi Lyra.

Hujan meteor Lyrid berasal dari sisa debu ekor komet Comet C/1961 G1 Tharcher yang memiliki kemiringan orbit hampir 80 derajat dengan bidang sistem tata surya.

Hujan meteor ini sudah ada dan teramati sejak 2600 tahun yang lalu sehingga meteor ini merupakan hujan meteor yang paling lama keberadaannya dibandingkan dengan hujan meteor yang lain.

3. Geminid

Hujan meteor Geminid berasal dari asteroid keluarga Palladian yang bernama 3200 Phaeton dan muncul dari titik radian yang terletak di konstelasi Gemini.

Hujan meteor Geminid biasanya akan terjadi antara tanggal 4 hingga 17 Desember setiap tahunnya dengan fase bulan benjol awal berumur sepuluh hari, sehingga akan memengaruhi intensitas hujan meteor maksimum.

(Banjarmasinpost.co.id/Danti Ayu)

 

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved