Religi

Hukum Rayakan Maulid Nabi Muhammad SAW Diuraikan Ustadz Adi Hidayat, Ini Amalan di Bulan Rabiul Awal

Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menguraikan hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW bagi umat Islam.

|
Penulis: Mariana | Editor: Edi Nugroho
kanal youtube Adi Hidayat Official
Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menguraikan hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW bagi umat Islam. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menguraikan hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW bagi umat Islam.

Diingatkan Ustadz Adi Hidayat, adanya perbedaan pandangan mengenai perayaan Maulid Nabi SAW yang biasa dilaksanakan di Indonesia setiap tahun tak perlu diperdebatkan.

Ustadz Adi Hidayat pun memaparkan sejumlah amalan yang dapat dikerjakan di bulan Rabiul Awal.

Sebentar lagi bulan Safar akan berganti ke bulan Rabiul Awal 1445 Hijriyah, yang mana 1 Rabiul Awal dimulai pada Minggu (17/9/2022).

Baca juga: Viral Adu Mewah Perayaan Maulid Nabi di Madura, Ada Pohon Duit Hingga Pembagian Keranjang Sembako

Baca juga: Viral Ulah Pemuda di Bandung Makan Nasi Padang dalam Bioskop, Ending Nasib Sesuai Prediksi Netizen

Sebagaimana diketahui bulan Rabiul Awal adalah bulan ketiga dalam kalender Islam bertepatan bulan dimana Nabi Muhammad SAW lahir ke dunia.

Poin penting bagi umat Islam dikatakan Ustadz Adi Hidayat adalah senang dan berbahagia menyambut hari lahirnya Nabi SAW.

Karena itu, kaum muslimin harusnya menyikapi mengambil jalan tengah terbaik untuk kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Gembira atas lahirnya dan kehadiran Nabi Muhammad SAW sudah sepatutnya, sebab yang menolak kehadiran Nabi SAW adalah kufur.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan maulid artinya waktu Nabi SAW dilahirkan, maulud itu adalah bayinya.

"Jadi secara bahasa, mustahil kita menolak maulid dan maulud, kita mengakui adanya maulid dan maulud, bagaimana menyikapinya? Kita Berbahagia dengan itu semua dan menghadirkan tuntunan Nabi SAW dalam kehidupan sehari-hari sesuai syariat Islam," jelas Ustadz Adi Hidayat dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Ceramah Pendek.

Budaya bisa jadi berbeda jika mengantarkan kepada washilah mendekatkan kita pada Alquran dan sunnah, maka budaya itu benar untuk digunakan.

Baca juga: Viral Kakek di Kalideres Bayar Angkot Pakai Tutup Botol, Respon Sopir Bikin Haru

Segala sesuatu yang mengantarkan kepada kebaikan maka menjadi perangkat yang benar untuk dilaksanakan.

"Microphone tidak ada di zaman Nabi SAW, apakah ini haram? Tidak. Karena mic ini mendekatkan kita untuk mendengar kalimat-kalimat adzan dan kebaikan," paparnya.

Namun perlu waspada dan menjaga diri agar tidak terlibat dalam budaya-budaya, yang kiranya yang disusupkan dalam kaidah-kaidah agama sehingga menyimpangkan kita dari ketentuan yang benar.

Karena itu, pendapat yang menyatakan acara maulid Nabi SAW adalah bid'ah adalah keliru. Menukil kitab karangan pendiri Nahdatul Ulama (NU), Ustadz Adi Hidayat mengatakan yang disebur bid'ah adalah hal-hal yang menjerumuskan ke dalam perilaku menyimpang hingga puncaknya mengaku bahwa diri adalah Allah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved