Berita Tanahlaut

Sebulan Warga Swarangan Tanahlaut Keluarkan Ratusan Ribu Beli Air Bersih, Sumur Gali Sangat Asin

Seperti di desa lainnya di Kabupaten Tanahlaut (Tala), warga Desa Swarangan dJorong saat ini juga kesulitan mencukupi kebutuhan air bersih.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: M.Risman Noor
BPOST GROUP/ROY
SUASANA permukiman nelayan di Desa Swarangan, Kecamatan Jorong. Kemarau saat ini pengeluaran mereka untuk pembelian air bersih melonjak. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Seperti di desa lainnya di Kabupaten Tanahlaut (Tala), warga Desa Swarangan di Kecamatan Jorong saat ini juga kesulitan mencukupi kebutuhan air bersih.

Penuturan kalangan warga setempat, Jumat (29/9/2023), pengeluaran mereka untuk membeli air bersih pada musim kemarau saat ini menanjak sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta sebulan.

Sekadar diketahui, pada musim penghujan pun warga sebagian besar Swarangan tetap membeli air bersih untuk keperluan minum dan memasak serta mencuci.

Hal itu karena sebagian besar sumur gali setempat rasanya kurang nyaman dan saat kemarau seperti saat ini sangat asin. Ini karena permukiman nelayan setempat berdekatan dengan laut.

"Kalau pas kemarau seperti sekarang ini air sumur di rumah saya hanya untuk keperluan di WC saja karena sangat asin," ucap Bainsyah, warga RT 6.

Karena itu air bersih yang dibeli digunakan untuk memasak, mandi, dan mencuci sehingga pengeluaran meningkat. Pada musim penghujan, air sumur masih bisa digunakan untuk mandi dan mencuci.

Rata-rata pengeluarannya per bulan untuk membeli air bersih sekitar Rp 500-700 ribu. Harga air bersih per tandon volume 1.200 liter Rp 50 ribu. Satu tandon bertahan tiga hingga empat hari dengan pengguna tiga orang (suami, istri, dan satu anak).

Baca juga: Pinjam Dana Tanpa Bunga, Pemkab HSS Fasilitasi UMKM Program Nol Kredit

Baca juga: Berkunjung ke Rutan Barabai, Baznas HST Bagikan Makanan Bagi Warga Binaan

Pengeluaran kurang lebih sama juga dialami warga lainnya seperti Idrus dengan jumlah anggota keluarga tujuh orang. Satu tandon volume 1.200 lter yang ia beli mampu bertahan 3-4 hari karena tertolong air sumur galinya masih cukup baik.

Setidaknya air sumurnya masih bisa digunakan untuk mandi dan mencuci. Dengan konsumsi air bersih tak begitu boros.

Sedangkan untuk air minum, juga sama dengan warga lainnya yakni membeli air minum isi ulang. Tarifnya Rp 8.000 per galon isi 19 liter. Rata-rata bertahan sekitar tiga hingga empat hari.

Begitu pula penuturan Yuliansyah, warga RT 4. Pengeluarannya sebulan untuk pembelian air bersih tandon dan air minum isi ulang sekitar Rp 800 ribu per bulan.

Bagi warga setempat yang anggota keluarganya banyak dan sumur galinya asin, pengeluaran bulanan untuk pembelian air bersih dan air minum isi ulang pun melonjak hingga Rp 1 juta.

Mereka mengatakan, memang tak semua sumur gali asin atau kering. Beberapa sumur gali milik warga setempat masih ada yang berair dan masih dapat digunakan untuk mandi dan mencuci. Tapi, rata-rata saat ini sumur setempat asin dan kering.

Ada juga di permukiman di RT lainnya yang agak jauh dari pesisir laut yang masih cukup dalam airnya dan bahkan bisa dimasak untuk air minum. Ini seperti sumur milik warga di RT 1, Gudai.

Sumur bor di desa setempat menurut mereka juga ada. Namun tidak ada yang airnya bagus dan layak untuk dikonsumsi.

(banjarmasinpost.co.id/roy)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved