Gempa Afghanistan

Gempa Afghanistan Hancurkan 1.320 Rumah Warga, Korban Tewas Bertambah Jadi 2.445 Orang

Jumlah korban tewas pada Gempa Bumi yang terjadi di Afghanistan terus bertambah, terbaru sekitar 2.4555 orang tewas

|
Editor: Irfani Rahman
Mohsen Karim/ AFP
Tampak warga Afghanistan duduk di depan rumah yang rusak akibat gempa bumi di desa Sarbuland Zendeh Jan, distrik provinsi Herat, pada 7 Oktober 2023.Adapun jumlah koran tewas terus bertambah 

BANJARMASINPOST.CO.ID -Berikut ini perkembangan terbaru gempa dahsyat yang mengguncang wilayah Kota Herat, Afghanistan, Sabtu (7/10/2023).

Tercatarkorban tewas terus bertambah dan kini capai 2.445 orang.

Sementara rumah hancuir akibat gempa Afghanistan mencapai 1.300 buah,.

Jumlah ini kemungkinan besar bertambah karena proses evakuasi korban masih berlangsung.

Meningkatnya korban tewas pada gempa Afghanistan ini diungkapkan  pemerintahan Taliban pada Minggu (8/10/2023)

Berdasarkan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa berkekuatan magnitudo 6,3 telah menghantam bagian barat Afghanistan. Pusat gempa berada sekitar 25 mil di barat laut kota Herat.

Baca juga: Gempa Afganistan Terus Menelan Korban, Tercatat 2.053 Tewas, Warga Terluka Mendekati 10.000 Orang

Baca juga: Gempa Goyang NTB Pagi Ini 9 Oktober 2023, Imbas Magnitudo 3,6 di Kedalaman 17 Km

Gempa ini kemudian diikuti oleh tiga gempa susulan yang kuat, yakni berkekuatan magnitudo 6,3, 5,9, dan 5,5.

Gempa tersebut merupakan salah satu gempa paling mematikan di dunia yang terjadi pada tahun ini, setelah gempa di Turkiye dan Suriah menewaskan sekitar 50.000 orang pada bulan Februari.

Dalam sebuah pesan kepada Reuters, Juru bicara Kementerian Bencana Afghanistan, Janan Sayeeq mengatakan, jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 2.445 orang.

Namun ia merevisi jumlah korban luka menjadi lebih dari 2.000 orang. Sebelumnya, ia mengatakan bahwa 9.240 orang telah terluka.

Sayeeq juga mengatakan bahwa 1.320 rumah telah rusak atau hancur.

Jumlah korban tewas melonjak dari 500 orang yang dilaporkan sebelumnya pada hari Minggu oleh Bulan Sabit Merah.

"Sepuluh tim penyelamat berada di daerah tersebut, yang berbatasan dengan Iran," kata Sayeeq dalam sebuah konferensi pers.

Seorang pejabat Departemen Kesehatan Herat yang mengidentifikasi dirinya sebagai Dr Danish menyampaikan, lebih dari 200 korban tewas telah dibawa ke berbagai rumah sakit.

Baca juga: Bertemu Jokowi, Syahrul Yasin Limpo Minta Maaf, Tak Bisa Mengemban Tugas Hingga Akhir Jabatan

Baca juga: Info Cuaca Ekstrem Senin 9 Oktober 2023, Jabar dan Banten Hujan Lebat, Waspada Jatim dan Kalsel

Dia menambahkan bahwa sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

"Mayat-mayat telah dibawa ke beberapa tempat, pangkalan militer, rumah sakit," kata Danish.

Sementara itu, foto-foto di media sosial menunjukkan tempat tidur telah disiapkan di luar rumah sakit utama di Herat untuk menerima banjir korban.

Dalam sebuah pesan kepada media, Kepala kantor politik Taliban di Qatar, Suhail Shaheen, menyampaikan makanan, air minum, obat-obatan, pakaian dan tenda sangat dibutuhkan untuk penyelamatan dan pertolongan.

Dikelilingi oleh pegunungan, Afghanistan memiliki sejarah gempa bumi yang kuat, banyak terjadi di wilayah Hindu Kush yang berbatasan dengan Pakistan.

Jumlah korban tewas sering meningkat ketika informasi datang dari daerah-daerah terpencil di negara di mana perang selama puluhan tahun telah menyebabkan infrastruktur berantakan, dan operasi bantuan dan penyelamatan sulit dilakukan.

Sistem perawatan kesehatan Afghanistan, yang hampir seluruhnya bergantung pada bantuan asing, telah menghadapi pemotongan yang melumpuhkan dalam dua tahun sejak Taliban mengambil alih dan banyak bantuan internasional dihentikan.

Para diplomat dan pejabat bantuan mengatakan bahwa kekhawatiran akan pembatasan Taliban terhadap perempuan dan krisis kemanusiaan global yang saling bersaing menyebabkan para donor menarik diri dari bantuan keuangan.

Sumber : Kompas.com

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved