Breaking News

Ekonomi dan Bisnis

Elpiji 3 Kg Memenuhi Keperluan Petani Ikan Keramba dan Warga Pelosok di Aranio Kabupaten Banjar

Warga pelosok harus beli 1 tabung LPG 3 kg menggunakan perahu, perjalanan jauh, ke agen di ibu kota Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalsel.

Penulis: Aya Sugianto | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/AYA SUGIANTO
Warga di pelosok kawasan kepulauan di Waduk Riam Kanan menenteng dua tabung LPG yang harus didapatkan dengan menempuh perjalanan lama, jauh, naik perahu kecil, ke pusat ibu Kota Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Bagi masyarakat yang tinggal di pulau-pulau kecil kawasan Waduk Riam Kanan, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, gas elpiji bersubsidi sangat mereka perlukan.

Utamanya, keperluan memasak setiap hari bagi warga setempat yang sebagian besar bekerja sebagai petani ikan keramba.

Dulu, mereka mengandalkan kayu bakar untuk memasak.

Dampak dari sulit mencari kayu di hutan-hutan perbukitan, selain dilarang menebang pohon, kemudian beralih ke Elpiji 3 Kg.

Tetapi untuk mendapatkan elpiji melon dengan harga sesuai Harga Eceren Tertinggi (HET) di daerah tempat tinggal  mereka, terdiri dari banyak perairan, hutan, pulau, dirasa tidak mungkin,

Penjual LPG 3 kilogram berhasil mendapat sejumlah tabung, ditempatkan di palka kecil, pesanan warga pelosok pada kawasan kepulauan di Waduk Riam Kanan, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Bahkan, penjual ini pun merasa kasihan pada warga karena sangat tidak mudah mendapat LPG dan dengan harga jauh di atas HET.
Penjual LPG 3 kilogram berhasil mendapat sejumlah tabung, ditempatkan di palka kecil, pesanan warga pelosok pada kawasan kepulauan di Waduk Riam Kanan, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Bahkan, penjual ini pun merasa kasihan pada warga karena sangat tidak mudah mendapat LPG dan dengan harga jauh di atas HET. (BANJARMASINPOST.CO.ID/AYA SUGIANTO)

Mereka terpaksa harus membeli lebih mahal karena harus pesan di agen yang ada di pasar, dekat Pelabuhan Desa Tiwingan Lama, Kecamatan Aranio.

Lokasinya, jauh dari permukiman mereka tinggal. Harus naik perahu terlebih dulu.

Sedangkan LPG 3 kg yang didapat, harus diangkut menggunakan perahu menuju pulau-pulau kecil yang ada di perairan kawasan bendungan ini.

Biaya angkut membuat gas subsidi menjadi mahal.

Lalu, mereka sangatlah berharap supaya ada pangkalan atau agen Elpiji 3 Kg di dekat permukimannya.

Diungkapkan penjualnya, yakni Dardi, "Elpiji tabung melon beli dari agen yang jauh dari pulau. Kami kumpulkan dan diangkut menggunakan perahu besar untuk dijual lagi ke warga. Banyak juga yang sudah pesan. Kami kasihan juga melihat warga harus menggunakan kelotok kecil, jauh dari desa, hanya untuk membeli Elpiji 3 Kg. Itu juga kalau masih ada persediaan."

(Banjarmasinpost.co.id/Aya Sugianto)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved