Berita Internasional
Fakta Sosok Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang Kediamannya di Serang Rudal Israel, Anak Pengungsi
Inilah profil pemimpin Hamas Ismail Haniyeh yang ramahnya dikabarkan diserang rudal Israel, ternyata besar di Gaza
Semasa kuliah ia juga aktif dalam politik mahasiswa, memimpin sebuah asosiasi mahasiswa Islam yang berafiliasi dengan Ikhwanul Muslimin.
Baca juga: Update Gempa 5,6 SR Guncang Nepal, Korban Tewas Bertambah Jadi 137 Orang, Rumah-rumah Ambruk
Jejak Karier
Pada 1988, ketika kelompok Islam Hamas dibentuk, Haniyeh menjadi salah satu anggota pendiri dan segera mendapat perhatian karena hubungannya yang dekat dengan pemimpin awal Hamas, Syekh Ahmed Yassin.
Di mana kemudian Haniyeh menjadi pemimpin Hamas usai memenangkan Pemilu 2006.
Di tahun yang sama Haniyeh berhasil membawa Hamas ke dalam politik, di mana saat itu kelompok tersebut menjadi pemenang dalam pemilihan parlemen Palestina, setelah mengalahkan partai Fatah pimpinan Presiden Mahmoud Abbas.
Ismail Haniyeh kemudian diangkat menjadi Perdana Menteri Otoritas Nasional Palestina, sejak 19 Februari 2006 hingga 2 Juni 2014.
Sebagai Pemimpin Hamas, Haniyeh mengendalikan kegiatan politik kelompok itu di Gaza, Tepi Barat yang diduduki Israel.
Pada 2007, setelah ketegangan berkepanjangan dan bentrokan bersenjata antara Hamas dan Fatah, Presiden Palestina Mahmoud Abbas membubarkan pemerintahan Haniyeh dan mengumumkan darurat di Tepi Barat.
Meskipun tidak lagi menjabat sebagai perdana menteri, Haniyeh tetap menjadi pemimpin utama Hamas di Jalur Gaza. Pada 2017, Yahya Sinwar menggantikan Haniyeh sebagai pemimpin di Gaza, sementara Haniyeh pindah ke peran kepala biro politik Hamas, menggantikan Khaled Meshaal.
Hamas Palestina mengikuti latihan militer saat persiapan menghadapi konfrontansi dengan Israel, di selatan Jalur Gaza (NET)
Pernah Diancam Dibunuh Israel
Saat menjadi Perdana Menteri, Ismail Haniyeh pernah mengalami ancaman pembunuhan dari Pemerintah Israel di tahun 2007.
Dilansir dari The Guardian, Wakil Menteri Pertahanan Israel, Ephiraim Sneh, berencana untuk membunuh ketua Hamas untuk mengakhiri serangan rudal dari jalur Gaza.
Menurut Sneh, tidak ada seorangpun dalam kepemimpinan Hamas yang kebal senjata. Ancaman pembunuhan itu muncul setelah seorang wanita Israel terbunuh oleh roket di kota selatan Sderot.
Namun, ancaman pembunuhan itu berhasil ditepis oleh Haniyeh yang membuatnya kembali terpilih menjadi Pemimpin Hamas pada 2017 lalu.(oln/TAN/TJ/*)
Sumber : Kompas.com
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post
Respon Donald Trump Usai Penembakan Charlie Kirk hingga Tewas di Kampus Utah |
![]() |
---|
Kisah Menyentuh 5 Orang Koma Terlama di Dunia dan Penyebabnya, Ada 40 Tahun Lebih |
![]() |
---|
Amerika Ikut Campur Lumpuhkan Fordow, Natanz, dan Isfahan, Perang Israel vs Iran Berpotensi Membesar |
![]() |
---|
Rencana Evakuasi WNI di Israel Lewat Jalur Darat Amman Yordania, Ada 192 Orang |
![]() |
---|
Konflik Israel vs Iran, Kemlu Siapkan Skenario Penyelamatan 530 WNI Terdampak: Saat Ini Aman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.