Berita Balangan

Latih Warga Balida Olah Bambu, Mahasiswa IPB Ajarkan Mengawetkan hingga Mengolahnya Jadi Kerajinan

Mahasiswa IPB mendorong pemanfaatan bambu yang banyak tumbuh di Desa Balida Kabupaten Balangan dengan memberikan pelatihan kepada warga

Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Hari Widodo
Mahasiswa IPB untuk BPost
Mahasiswa IPB meberikan pelatihan kepada warga Desa Balida, Balangan untuk memanfaatkan bambu guna meningkatkan perekonomian. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PARINGIN – Desa Balida Kecamatan Paringin Kabupaten Balangan memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan ekonomi dari bahan baku bambu yang banyak terdapat di desa setempat.

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Program Kedaireka dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Ristek dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) pada kunjungannya di Desa Balida mendorong pemanfaatan bambu di desa setempat.

Salah satu Mahasiswa IPB yang berkunjung ke Desa Balida, Agung Nugroho mengatakan, warga Desa Balida sebelumnya sudah memiliki pengrajin bambu, sehingga untuk meningkatkan pengolahan dan pemanfaatan bambu bisa diterima dan disambut baik oleh masyarakat.

Potensi banyaknya jenis bambu di Balida sudah dimanfaatkan juga untuk pariwisata dengan menanamnya di objek wisata racah mampulang. Namun pada saat adanya covid 19 branding bambu kembali menurun dan ini menjadi tantangan untuk kembali menaikkannya.

Baca juga: Atraksi Kuntau Pakai Senjata Parang, Pemuda Sanggar Balida Balangan Bikin Mahasiswa Australia Tegang

Baca juga: Desa Balida di Kabupaten Balangan Persiapkan Kemandirian Ekonomi, Kembangkan Agrowisata

Pertama untuk pengolahan, warga diajarkan bagaimana cara mengawetkan bambu sehingga setelah dimanfaatkan memiliki ketahanan yang lebih lama daripada sebelumnya.

Membuat kolam bambu sementara untuk perendaman yang dicampur dengan bahan tertentu.

“Bahan yang digunakan juga bisa untuk 15 tahun penggunaan sehingga tidak terlalu menambah biaya produksi,” ujarnya.

Mahasiswa IPB juga mengajarkan berbagai pemanfaatan bambu untuk kerajinan serta untuk membuat gazebo yang nantinya diharapkan dapat menambah keahlian masyarakat dan mampu meningkatkan pendapatan.

Dua mahasiswa lain yaitu Nada Medistira dan Diva Nor Fitrianti yang menempuh pendidikan semester 5 IPB juga ikut dalam pendampingan kepada Desa Balida. Selama 75 hari sejak September 2023 mereka berada di Balida.

“Hasil kerajinan yang ada di Desa Balida dibuatkan buku katalog untuk memudahkan dalam pemasaran dan meningkatkan branding,” ungkap Nada Medistira.

Saat pelatihan juga disambut baik oleh masyarakat, awalnya hanya ada dua pengrajin bambu di Balida dan saat pelatihan diikuti hingga 40 warga.

“Pembinaan untuk Desa Balida diharapkan bisa terus dilakukan karena potensinya yang besar,” tambah Diva Nor Fitrianti.

Baca juga: Wisata Kalsel : Racah Mapulang di Desa Balida Tawarkan Edukasi Anak-anak, Ada Wahana Canopy Bridge 

Kepala Desa Balida Sahridin mengatakan saat ini untuk meningkatkan ketersediaan bambu dari berbagai jenis, sudah membuka lahan untuk penanaman bambu dengan tujuh jenis bambu yang berbeda.

Setiap jenis bambu memiliki keunggulan masing masing untuk diolah menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.

Tujuh jenis bambu yang ditanam adalah bambu Haur kuning, paring tali, buluh, manis, batung, akar dan rebung. Program ini Sahridin menambahkan diharapkan dapat mewujudkan Desa Balida menuju Desa Mandiri ekonomi. (Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved