Pemilu 2024
Pakar Komunikasi Politik Fisip ULM Banjarmasin Sebut Kampanye Via Medsos Bisa Picu Debat Kusir
Pakar komunikasi politik dari FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Bachruddin Ali Akhmad menyoroti caleg yang kampanye melalui medsos.
Penulis: Muhammad Syaiful Riki | Editor: Edi Nugroho
Kampanye melalui media sosial (medsos) lebih mudah dan lebih bebas. Pakar komunikasi politik dari FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Bachruddin Ali Akhmad juga mengatakan caleg yang kampanye melalui medsos bisa mendapatkan respons serta menanggapinya secara langsung. Caleg juga bisa menggunakan jasa orang lain untuk menyebarkannya.
Hal tersebut tidak didapati pada alat peraga kampanye (APK) seperti baliho. “Cakupannya masih lebih baik media massa,” kata Bachruddin.
Namun, menurutnya, kampanye melalui medsos seperti di platform whatsapp juga memiliki kekurangan. Di antaranya bisa memicu debat kusir dan perpecahan di antara anggota group. Selain itu dapat menimbulkan kampanye negatif.
“Kampanye positif lebih baik di media massa,” lanjutnya.
Baca juga: Caleg Kampanye Via Video Animasi, Bawaslu Kalsel Sulit Awasi Akun Medsos Pribadi
Baca juga: Lintasan Tartan di Stadion Lambung Mangkurat Kota Banjarmasin Telah Dicat Ulang
Bachruddin pun mengimbau pengguna medsos untuk berhati-hati terhadap kampanye negatif terutama yang tidak didukung fakta.
“Jika pesan kampanye di medsos tidak didukung fakta, tidak usah direspons atau dihapus saja,” katanya.
Selain menyebar sedikitnya 155 baliho di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), H Akhmad Fahmi, caleg DPRD setempat, tengah mempersiapkan diri kampanye melalui medsos. Ketua DPRD HSS ini mengatakan sedang menyiapkan tim admin.
“Saya lebih sering gunakan medsos Facebook. Selama ini belum posting ajakan memilih di caption. Cuma foto. Mulai besok saya siapkan untuk memanfaatkan medsos untuk kampanye,” kata Fahmi.
Selain akun FB, Fahmi pun memanfaatkan profil di Whatsup untuk posting gambar seperti di baliho. Termasuk memanfaatkan group WA yang banyak anggotanya.
Fahmi mengakui kampnye di medsos tak memerlukan biaya. Media ini untuk menyasar kaum muda atau milenial. Namun untuk masyarakat perdesaan, khususnya para orangtua atau lansia, tetap dibutuhkan baliho.
Baca juga: Bupati Tabalong Anang Syakhfiani Harapkan Guru Honor dan Kontrak Meningkat Jadi PPPK
Fahmi menargetkan, melalui baliho maupun medsos, masyarakat secara luas lebih mengenalnya, dan tergerak untuk memberikan dan mempercayakan hak suaranya kepada dirinya. “Untuk strategi lewat medsos, masih disiapkan. Yang jelas posting kegiatan saya dulu,agar masyarakattahu,”kata Fahmi. (msr/han)
| Dinilai Langgar Kode Etik, DKPP Jatuhkan Sanksi Peringatan Keras ke Tiga Komisioner Bawaslu Kalsel |
|
|---|
| Gugatan Ditolak MK, Begini Respons Sekretaris DPD PDIP Kalsel |
|
|---|
| MK Tolak Gugatan PDIP dan Demokrat Soal Pemilu di Kalsel, Sudian dan Khairul Tetap ke Senayan |
|
|---|
| Pasca Putusan MK, Begini Strategi Divisi Teknis Penyelenggara KPU Batola Tatap Pilkada Serentak |
|
|---|
| Ini Komposisi Anggota DPR RI 2024-2029 dari Kalsel Pascaputusan MK atas Gugatan PDIP dan Demokrat |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.