Formasi Tak Terdeteksi Arsenal Persulit Aston Villa, Mikel Arteta Rahasiakan Aksi Pemain Rp 625 M

Namun, tidak banyak yang bisa dilakukan oleh bek kiri tradisional seperti yang dilakukan pemain asal Ukraina itu selama pertandingan.

Kecuali mungkin mengambil posisi bertahan saat tidak menguasai bola.

Cara terbaik untuk menunjukkan hal ini adalah dengan membandingkan peta panas tiga pemain.

Aarea Zinchenko musim ini dan Xhaka musim lalu hampir sama.

Zinchenko telah menjadi gelandang tambahan bahkan lebih dari saat Arteta menggunakannya pada musim sebelumnya.

Sementara itu Kai Havertz masih menempati beberapa posisi yang biasa ditempati Xhaka, namun cakupannya lebih tersebar di seluruh lapangan.

Lihatlah bayangan di dalam kotak penalti, jauh lebih sentral dari apa yang dihasilkan Xhaka saat berada di tim yang lebih condong ke kiri.

Havertz kadang-kadang bertindak hampir sebagai striker kedua dengan tim menggunakan pola serangan 3-5-2.

Tiga bek, ketika Ben White tidak melakukan overlap saat melakukan serangan sisi kanan, memungkinkan struktur ini terbentuk.

Banyak yang mungkin masih ingat dengan komentar Arteta soal banyaknya formasi yang digunakan Arsenal saat bertanding.

Mengatakan bahwa dalam satu pertandingan dia menggunakan 36 dan di pertandingan lain bahkan lebih banyak lagi.

Analogi itu sendiri mungkin lebih melekat di pikiran daripada pembicaraan tentang formasi.

Tetapi meskipun sulit untuk melacak cerita aneh tersebut, formasi itu sendiri membuat lawan sulit melacak di mana kemungkinan para pemain The Gunners berada.

Zinchenko telah berkembang pesat dalam sistem ini dan tidak mengherankan ketika dia masuk melawan Luton bahwa Arsenal kembali lebih tenang dalam menguasai bola.

Tim tuan rumah kembali ke blok rendah daripada berusaha mencetak gol kemenangan seperti yang dilakukan tim Arteta, yang pada akhirnya membuat mereka dihargai.