Pengaturan Waktu Isi BBM Angkot
Isi Jeritan Sopir Angkot di Balikpapan yang Antre Berjam-jam di SPBU, Enggan Beli di Eceran
Isi jeritan sopir angkot di Balikpapan Kalimantan Timur yang terpaksa antre berjam-jam di SPBU terkuak
BANJARMASINPOST.CO.ID, BALIKPAPAN - Isi jeritan sopir angkot di Balikpapan yang terpaksa antre berjam-jam di SPBU terkuak.
Situasi sulit tengah dialami para sopir angkot di Balikpapan, penyagga IKN Nusantara yang berjuluk Kota Minyak ini.
Upaya mengais rezeki yang dilematis. Mau ngantre BBM di SPBU dengan waktu yang dibatasi hanya beberapa jam saja atau membeli BBM eceran di pinggir jalan dengan harga yang mahal.
Jika memilih antre berjam-jam di SPBU, risikonya penumpang akan kabur. Apalagi waktu pengisian BBM di SPBU dibatasi
Baca juga: Modus Lima Tersangka Kendalikan Peredaran Sabu dari Rutan Sempaja Samarinda, Makin Sulit Diberantas
Baca juga: Sosialisasi di Rutan Barabai, KPU HST Beri Penjelasan Tentang Daftar Pemilih Tambahan
Jika membeli BBM eceran untuk mendapat penumpang harganya mahal, hitung-hitung tak ada keuntungan yang didapatkan.
Para sopir angkot serba salah.
Rahman, seorang sopir angkot di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, harus berjuang keras untuk mencari nafkah di tengah kebijakan pembatasan jam pengisian bahan bakar minyak (BBM) untuk angkot.
Kebijakan yang berlaku sejak Senin 11 Desember 2023 tersebut membatasi jam pengisian BBM untuk angkot hanya pada pukul 14.00 Wita sampai 16.00 Wita.
Di samping itu, angkot tidak bisa serta merta mengisi di SPBU secara bebas.
Melainkan hanya di SPBU yang sudah ditetapkan. Misalnya, angkot nomor 6 hanya bisa mengisi bahan bakar di SPBU Karang Anyar, Kota Balikpapan.
Kebijakan ini dinilai merugikan sopir angkot karena membuat antrean BBM di SPBU semakin panjang. "Kebijakan ini sangat merugikan kami. Kami harus antre lama untuk mengisi BBM," kata Rahman.
Rahman mengaku harus antre hingga berjam-jam untuk mengisi BBM di SPBU. Padahal, dia harus mengais rezeki dengan mengoperasikan angkotnya untuk mengantar penumpang.
Baca juga: Diduga Akan Lakukan Penyerangan, Belasan ABG Diduga Gangster di Martapura Diamankan Polisi
"Kalau antre lama, penumpang bisa kabur. Kami jadi kehilangan penumpang dan pendapatan," kata Rahman.
Rahman mengaku, sudah berusaha mencari solusi untuk mengatasi masalah ini. Namun, dia belum menemukan solusi yang tepat.
"Misal beli bensin eceran. Nggak ada untungnya, kan harganya aja Rp 13 ribu per liter," ungkapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.