Berita Banjarmasin

PKL RTH Kamboja Keluhkan Sepi Pembeli, Saat Pindah Listrik Pun Tak Tersedia

Sepi pengunjung, itu lah yang dikeluhkan oleh Pedagang di Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kamboja, Kamis (4/1/2024).

Penulis: Eka Pertiwi | Editor: Edi Nugroho
(Banjarmasinpost.co.id/Eka Pertiwi)
Sepi pengunjung, itu lah yang dikeluhkan oleh Pedagang di Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kamboja, Kamis (4/1/2024). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Sepi pengunjung, itu lah yang dikeluhkan oleh Pedagang di Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kamboja, Kamis (4/1/2024).

Hari ini merupakan hari pertama mereka berjualan. Sayangnya, di hari pertama penjualan tak seperti yang diharapkan. Sebab, para pedagang mengaku sepi pembeli. Berbeda ketika berjualan di trotoar dekat eks Bank Panin.

Semisal, Slamet, pedagang kue pukis mengaku belum ada yang membeli. "Semoga setelah pindah ke sini jadi ramai," ujarnya.

Mereka akhirnya bersedia direlokasi setelah SP3 yang sudah diberikan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin melalui Satuan Polisi Pamong Praja Kota Banjarmasin.

Baca juga: Banjir di Binturu Tabalong, Rendam Pemukiman dan Jalan, Jadi Wahana Mandi Dadakan

Baca juga: BTalk : Melucu untuk Banua

Lokasi baru pedagang ini tepat di samping kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kamboja.

Dari pantauan Banjarmasinpost.co.id, tercatat hanya ada 10 pedagang yang pindah dan berjualan. Padahal, berdasarkan data dari Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja (Diskopumker) Kota Banjarmasin ada 34 PKL.

Ketua Paguyuban PKL Eka Bank Panin, Usuf mengatakan, jika tak semua pedagang mau pindah. Bahkan, ada PKL yang pindah ke tempat lain.

"Kalau itu tak masalah. Karena memang pedagang ada yang ramai omzetnya. Tidak seperti kami. Untuk mencari tempat untuk sewa saja tidak sanggup," katanya.

Ia membenarkan jika penjualan di hari pertama sangat sepi. Tak hanya itu, di sana juga tidak ada fasilitas seperti listrik. "Kami pindah belum siap sama sekali fasilitasnya. Belum lagi ranting pohon di belakang membahayakan. Ada yang lapuk," jelasnya.

Selain persoalan tersebut, mengatur PKL dengan sistem kuncang, bak arisan juga menjadi soal.

Usuf menyebut, posisi pedagang tak lagi bisa diatur. Karena hasil kuncang maka ada pedagang yang dengan jualan yang sama justru bersebelahan. Menurutnya, hal itu harus ditata.

Baca juga: Posko Nataru di Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru Resmi Ditutup, Jumlah Penumpang Naik 15 Persen

Hal itu dilakukan agar merata. "Mereka yang sudah dapat posisi susah diatur. Sama-sama tak mau kalah untuk ditata. Jadi ya begini saja," pungkasnya.

Ia pun lantas membandingkan dengan PKL di lokasi lain, yang terkesan dibiarkan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin.

Misalnya, di depan Puskesmas Cempaka dan depan Balai Kota Banjarmasin. Menurutnya, pedagang berjualan di sana tapi dibiarkan.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja (Diskopumker) Kota Banjarmasin, Isa Anshari mengatakan, jika pemilihan tempat berdasarkan kuncang. Hanya saja, para pedagang boleh mengatur kembali dengan kesepakatan bersama.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved