Kaba Kalteng

Orang Tua Melapor ke Ditreskrimsus Polda Kalteng, Anak Meninggal Setelah Operasi

Ibu dari seorang bayi mantap melapor ke Ditreskrimsus Polda Kalteng karena sang anak meninggal setelah operasi

|
Editor: Edi Nugroho
tribunkalteng.com/pangkan B
Ibu Bayi Meske (kiri) dan Afner Juliwarno (kanan) saat membawa diagnosa anaknya ke Ditreskrimsus Polda Kalteng, Jumat (2/2/2024) 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PALANGKARAYA - Ibu dari seorang bayi mantap melapor ke Ditreskrimsus Polda Kalteng karena sang anak meninggal setelah operasi

Abraham Benjamin, seorang bayi meninggal pascaoperasi di salah satu rumah sakit di Palangkaraya diduga akibat diagnosa berubah-ubah dan kelalaian penanganan.

Akibat bayi meninggal pascaoperasi itulah, orang tua bayi yakni pasangan Ibu Meski dan Afner Juliwarno melapor ke Ditreskrimsus Polda Kalteng , karena merasa ada kelalaian dalam penanganannya.

Afner Juliwarno sang ayah, mengatakan anak bayinya meninggal dunia setelah mendapat perawatan di rumah sakit tersebut, pada Kamis (1/2/2024) kemarin.

Baca juga: Tiga Pemuda Belasan Tahun Kedapatan Warga Hendak Bobol Ponsel di Kawasan Sungai Andai Banjarmasin

Baca juga: Pemicu Seorang Bayi Usia 16 Hari Meninggal Pasca Operasi di RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya

Bayi tersebut bernama Abraham Benjamin, baru lahir selama 16 hari karena susah BAB, kemudian harus menjalani operasi.

Afner Juliwarno mengatakan dirinya merasa ada yang ganjil atas kematian anak pertamanya bernama Abraham Benjamin tersebut.

“Apa yang didiagnosa oleh dokter sehingga anak saya harus dioperasi, berbeda dengan tindakan yang diambil,” terangnya,

Ia mengatakan anaknya harusnya hanya dibuatkan kantong buang air besar (BAB), namun malah usus yang bermasalah yang dipotong dengan cara operasi.

Dirinya pun mengatakan bahwa telah menandatangani surat operasi berdasarkan saran dari pihak rumah sakit.

“Kami memang bersyukur anak kami tidak akan dioperasi sebanyak dua kali, namun saat berpikir jernih betapa berbahayanya anak kami saat itu ketika diagnosanya salah, namun operasi tetap berjalan” terangnya.

Dia berharap pihak kepolisian bisa mencari tahu apa yang menjadi penyebab kematian anaknya, karena anaknya meninggal saat sedang transfusi trombosit dan darah merah.

Ibu Bayi Meske (kiri) dan Afner Juliwarno (kanan) saat membawa diagnosa anaknya ke Ditreskrimsus Polda Kalteng, Jumat (2/2/2024)
Ibu Bayi Meske (kiri) dan Afner Juliwarno (kanan) saat membawa diagnosa anaknya ke Ditreskrimsus Polda Kalteng, Jumat (2/2/2024) (tribunkalteng.com/pangkan B)

“Sebelum meninggal, pada selang yang ada di mulut anak saya mengeluarkan darah, namun saya kurang tahu apa penyebabnya,” ujar Ayah Abraham.

“Saya sempat protes pada dokter jaga mengenai kematian anak saya, mengapa anak saya sampai seperti ini. Dokter menjelaskan anak saya sudah dirawat dengan baik dan anak saya pasca operasi disimpan pada ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU),” tambahnya.

Afner pun membantah perkataan dokter tersebut dengan mengatakan bahwa anaknya baru, pada Kamis (1/2/2024) siang dirwat pada ruang NICU.

“Bahkan anak saya pasca operasi tidak pernah disimpan dalam kotak inkubator, anak saya berada di kotak inkubator saat berangkat operasi dan pulang operasi,” ujarnya.

Ia mengatakan bahwa saat anaknya kritis baru dirawat pada ruang NICU, kalau pihak rumah sakit menyampaikan anaknya dirawat pada ruang NICU, itu bohong karena dirinya punya bukti berupa foto dan video.

“Yang membuat saya heran adalah pasca operasi anak saya dirawat pada ruang terbuka dan 6 hari pasca operasi istri saya diminta untuk menyusui anaknya,” tanya Afner.

“Logika saya apakah mampu usus yang baru dioperasi bisa mencerna ASI dari istri saya dan apakah sudah sesuai dengan Standar Operasi Prosedur (SOP) pasca operasi sudah bisa minum susu,” tambahnya.

Kalau kehilangan jelas sangat berat bagi kami, namun kami juga harus mengikhlaskan kepergian anak kami.

Selama dirawat, dirinya menemukan 5 kali selang oksigen anaknya lepas, kemudian ketika kondisi anaknya memburuk.

Afner menemukan selang oksigen lepas, perban operasi lepas, dan monitor denyut nadi mati, sehingga mempertanyakan hal tersebut kepada perawat yang bertugas.

Dirinya ditemani istri berupaya memberikan keterangan untuk laporan informasi di Ditreskrimsus Polda Kalteng agar dapat mengetahui penyebab terjadinya peristiwa tersebut.

"Kami berharap, pihak kepolisian bisa membantu mencaritahu secara pasti penyebab anak saya meninggal dunia. Apakah ada kelalaian, kesalahan, atau pun ada kesengajaan," tutup Afner Juliwarno. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunkalteng.com dengan judul Seorang Bayi Meninggal Pascaoperasi, Orang Tua Tak Terima Lapor ke Ditreskrimsus Polda Kalteng,

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved