Selebrita

Tabir Perilaku Tamara Tyasmara Gigit Jenazah Dante Dikuak Pakar, Imbas Perbuatan Yudha Arfandi

Tabir perilaku Tamara Tyasmara yang menggigit dan mencubit jenazah Dante anak Angger Dimas terungkap. Pakar soroti aksi mantan kekasih Yudha Arfandi.

|
Editor: Murhan
Tribunnews.com/Fauzi Alamsyah
Tamara Tyasmara Usai Proses Ekshumasi Selesai, Berharap Penyebab Kematian Dante Terungkap. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Tabir perilaku Tamara Tyasmara yang menggigit dan mencubit jenazah Dante terungkap.

Aksi mantan kekasih Yudha Arfandi ini memang sempat curi perhatian. Banyak yang mempertanyakan aksi Tamara Tyasmara.

Meski begitu, seorang pakar mikro ekspresi menerangkan bahwa itu adalah hal wajar.

Diketahui, respons Tamara Tyasmara saat melihat anak semata wayangnya, Raden Adante Khalif Pramudityo alias Dante (6), meninggal dunia menjadi sorotan.

Beberapa waktu lalu, Tamara mengaku bahwa saat melihat anaknya terbaring di IGD (Instalasi Gawat Darurat), ia langsung menggigit dan mencubit-cubit anaknya tersebut.

Baca juga: Fakta Sosok Vanessa Natasha Mantan Yudha Arfandi, Tersorot Usai Kematian Dante Anak Tamara Tyasmara

Baca juga: Hitung Uang Saweran di Paris, Happy Asmara yang Nyanyi Bareng Lesti Kejora Tuai Komentar Ria Ricis

Ahli mikroekspresi dari Narapatih Institute, Kirdi Putra, mengatakan, respons manusia itu berbeda-beda tergantung dengan faktor dalam kehidupannya.

Menurut Kirdi, respons Tamara saat melihat anaknya terbaring tak lagi bernapas di IGD menunjukkan ekspresi syok.

“Sangat wajar (respons demikian muncul). Jadi dia lebih besar syoknya daripada sedih karena sedih itu muncul belakangan,” ujar Kirdi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (13/2/2024).

Kirdi menjelaskan bahwa dalam teori psikologis berduka dari Dr.Kübler-Rossmembagi stages of grief ada lima tahapan.

Ikhlas dalam teori psikologis berduka ada di tahap paling akhir.

Jadi saat seseorang berduka, maka yang muncul lebih dulu ada tahap penyangkalan (denial).

Merujuk pada Tamara, respons yang dilakukannya saat melihat anaknya meninggal dunia adalah penyangkalan.

Tamara seperti tak terima anaknya meninggal hingga berusaha keras membangunkan sang anak dengan gigitan dan cubitan.

“Jadi ikhlas dalam berdua itu ada di tahap terakhir.
Orang pertama kali berduka yang dirasakan adalah denail atau menyangkal, ‘enggak-enggak mungkin dia meninggal, dia tidur.’
Terus beberapa hari, 1 minggu, 1 bulan anger (marah), terus sedih, frustrasi, depresi, kalau penerimaan di ujung,” ucap Kirdi.

Kirdi menilai, yang dilakukan Tamara bukan bermaksud menyakiti sang anak. Hal ini pun juga pernah terjadi pada orang terdekat Kirdi.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved