Pemilu 2024

Sikap Bawaslu Banjar Soal Caleg Demokrat di Kalsel yang Mengungkap Dugaan Suara Siluman ke PAN

Bawalu Banjar mulai menyikapi tindakan alon anggota DPR RI dari Partai Demokrat Saiful Rasyid yang mengungkap dugaan penggelembungan suara

Penulis: Nurholis Huda | Editor: Edi Nugroho
(Banjarmasinpost.co,id/Nurholis Huda)
Ketua Bawaslu Kabupaten Banjar, Hafizh Ridha 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Bawalu Banjar mulai menyikapi tindakan alon anggota DPR RI dari Partai Demokrat Saiful Rasyid yang mengungkap dugaan penggelembungan suara pada rekapitulasi penghitungan di tingkat kecamatan

Menurut Hafizh Ridha, hingga sampai saat ini,Selasa (27/2/2024) pukul 14.39 Wita tidak ada laporan masuk akan adanya dugaan penggelembungan suara yang dilaporkan ke Bawaslu Banjar.

"Sampai hari ini penggelembungan suara di Kecamatan di Kabupaten Banjar belum ada
laporan diterima, " kata dia.

Hafizh Ridha, selalu monitoring ke tingkat kecamatan. Apalagi ini menjelang proses penghitungan di tingkat kecamatan mau rampung.

Baca juga: Wisata Kalteng: Daya Pikat Lokasi Nongkrong Muda-Mudi di Bawah Jembatan Kahayan Palangkayara

Baca juga: Disdik Kotabaru Berharap Jembatan Untuk Akses Anak ke Sekolah Selesai Tahun Ini

Bahkan sampai saat ini, ada 15 Kecamatan yang sudah rampung perekapan dan logistiknya sudah masuk ke Gudang Logistik KPU di Banjarbaru.

"Jadi permasalahannya di mana. Coba akan kami telusuri informasi yang berkembang di Media. Sebab kami masih belum dapatkan informasi pastinya, " kata dia.

Pihaknya menyarankan jika ada indikasi penggembungan suara, pihak pelapor diharapkan memberikan informasi yang detail dan laporanya yang jelas sehingga bisa ditindak lanjuti dengan pasti.

Hafizh Ridha menjelaskan bahwa pihaknya jika kemudian ada laporan resmi, maka Bawaslu Banjar akan berkoordinasi ke Bawaslu Provinsi untuk menindak lanjutinya.

"Pastinya kami akan koordinasi juga dengan Bawaslu Kalsel, jika nanti memang benar ada laporan, " jelasnya.

Pihak Bawaslu Banjar justru berterimakasih atas informasi dari media ini sebab memang sejauh ini belum ada laporan resmi ke Bawaslu Banjar.

Sama juga apa yang disuarakan oleh komisioner Bawaslu lainnya, Ramliannoor, yang menjelaskan ssmpai saat ini belum ada laporan soal informasi di atas.

"Sampai saat ini belum ada laporan, " tegasnya singkat.

Diketahui, Calon Anggota DPR RI dari Partai Demokrat, Saiful Rasyid mengungkap dugaan penggelembungan suara pada rekapitulasi penghitungan di tingkat kecamatan.

Saiful yang maju di dapil Kalimantan Selatan 1 menemukan adanya anomali antara rekapitulasi C1 dengan D1 hasil.

Menurutnya, jumlah suara D1 jauh meningkat dibanding C hasil yang pihaknya kantongi. Yang aneh, bagi Saiful, ‘suara siluman’ itu hanya mengarah ke Partai Amanat Nasional (PAN).

“Suara parpol dan caleg lain memang tidak ada yang berkurang, entah dari mana suara siluman itu didapat,” katanya, Selasa (27/2/2024).

Tak sekadar melontarkan narasi. Saiful juga membeberkan contoh bukti anomali yang dituding.

Ia mengambil contoh di Kecamatan Astambul dan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar.

Berdasarkan rekapitulasi C1, suara PAN memperoleh 55 suara di Sungai Pinang. Namun, versi D1, perolehan suara PAN meningkat menjadi 734. “Artinya, ada penggelembungan sebanyak 679 suara yang dilakulan,” ujarnya.

Tak cukup sampai di situ. Rekapitulasi C1 di Kecamatan Astambul, PAN memperoleh 1.208 suara. Tetapi, berdasarkan D1, suaranya menggelembung menjadi 1.928. “Di Astambul ini juga ada penggelembungan sebanyak 720 suara,” tambahnya.

Dari beberapa contoh temuan itu, Saiful merincikan ‘suara siluman’ tersebut masuk ke parpol dan seluruh caleg PAN di dapil Kalsel 1.

Suara PAN yang berdasar C1 hanya 173, menjadi 475 versi D1. Kemudian caleg PAN nomor 1, dari 910 menjadi 1.136 suara.

Begitu pila dengan caleg nomor urut 2, yang semula 71 menjadi 216 suara. Caleg nomor urut 3, dari 20 menjadi 39 suara. Caleg nomor 4, awalnya 6 menjadi 21 suara. Suara caleg nomor 5 yang semula 16 menjadi 21. Caleg nomor 6, dari 12 menjadi 20 suara.

“Untuk sementara, penggelembungan suara ini ditemukan di Kabupaten Banjar, dengan skema terstuktur, sistematis, dan massif (TSM),” ujarnya.

Dengan temuan tersebut, Saiful mengaku segera melaporkan ke pihak berwenang. Dia meminta KPU, Bawaslu, Gakkumdu bisa menelusuri dan menindak tegas pihak yang diduga ‘bermain’.

“Kami juga berharap Pemilu 2024 benar-benar bisa terlaksana dengan aman, damai, jujur, dan adil,” ujar mantan Bupati HST ini.

Saiful menganggap indikasi penggelembungan tersebut bukan hanya mengancam Demokrat, tapi juga parpol lain yang berpotensi mendapat jatah kursi di dapil Kalsel 1.

Berdasarkan real count sementara KPU, kursi pertama di dapil Kalsel 1 kemungkinan besar milik Partai Golkar.

Kursi kedua bisa jadi milik Partai NasDem. Kursi ketiga, berpeluang punya Partai Keadilan Sejahtera.

Kursi keempat berpotensi dimiliki Partai Demokrat. Kursi kelima kemungkinan akan jadi milik Partai Golkar lagi.

Berdasarkan rumus sainte lague, Golkar berpeluang dapat dua kursi di dapil Kalsel 1. Sementara, jatah kursi terakhir kemungkinan milik Partai Amanat Nasional. (Banjarmasinpost.co,id/Nurholis Huda).

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved