Berita Banjarmasin

RSUD Ulin Tangani 150 Kasus Baru Kanker Anak Per Tahun, Raffi Ahmad Transfusi Darah Tiap Bulan

Dokter Spesialis Anak RSUD Ulin Banjarmasin menyebut kasus baru kanker anak di rumah sakit tersebut mencapai 150 orang per tahun

Penulis: Eka Pertiwi | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Dok
Aktivitas rumah singgah anak kanker, di Jalan A Yani Km 6,5, Kompleks Bunjamin Permai 1, Ray V, Labios 4 No 1 Banjarmasin. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Suasana di Kompleks Bunyamin Permai Ray V Banjarmasin terlihat sepi, Rabu (28/2/2024) sore.

Hari itu tidak banyak yang beraktivitas di Yayasan Rumah Singgah Kasih. Rumah singgah ini diperuntukan bagi anak-anak penderita kanker dari keluarga tak mampu.

BPost mengunjungi rumah singgah berkaitan Hari Kanker Anak Sedunia yang diperingati setiap 15 Februari.

Berdasarkan keterangan dr Wulandewi Marhaeni SpA (K), Dokter Spesialis Anak RSUD Ulin Banjarmasin, Rabu, kasus baru kanker anak di rumah sakit tersebut mencapai 150 orang per tahun. Sebanyak 50 persennya merupakan penyakit leukimia akut.

Raffi Ahmad (11), satu-satunya pasien RSUD Ulin yang tinggal di rumah singgah. Bersama orangtua, Raffi tinggal di rumah singgah sejak tujuh bulan lalu. Mereka berasal dari Batulicin, Tanahbumbu.

Ia tampak rapi dengan kemeja kotak-kotak warna biru. Sepintas tak ada yang berbeda dari dirinya dengan anak lainnya. Hanya tubuhnya lebih kurus.

Raffi menderita talasemia. Memang ia bukan penderita kanker. Tapi ia harus rutin ke rumah sakit untuk berobat dan transfusi darah.

Sesekali ia melihat gawai yang ada di tanganya. Raffi sudah menderita talasemia tujuh tahun. Selama itu pula ia dan keluarga harus bolak balik ke RSUD Ulin.

Keputusan untuk menetap di Banjarmasin harus diambil oleh orangtua Raffi. Pengobatan rutin harus dilakukannya.

Raffi harus berobat sebulan sekali. Ada juga dua pekan sekali. Tergantung kebutuhan. Terpenting adalah transfusi darah satu bulan sekali. Itulah yang menyebabkan Raffi dan orangtuanya tinggal di Rumah Singgah Kasih.

Karena tubuh Raffi yang lemah, ia pun tidak bisa sekolah seperti anak kebanyakan. Alhasil sekolahnya pun harus daring. “Sekolahnya daring,” ujar ibu Raffi, Yunanti.

Yunanti menyebut Raffi awalnya mirip orang kekurangan gizi. Raffi juga sakit-sakitan seperti demam. Setelah diperiksa ternyata ia memiliki kelainan darah.

“Awalnya kami bolak balik tiap bulan. Tapi tujuh bulan ini kami menetap di sini,” katanya.

Ketua Yayasan Rumah Kasih, Ronald, menyebut ada 12 anak penderita kanker yang tinggal di rumah singgah. Namun sebagian sudah pulang dan menunggu jadwal pengobatan selanjutnya. Sebagian menjalani pengobatan di rumah sakit.

“Memang yang tinggal disini mereka yang jauh. Terjauh dari Kalimantan Timur yakni Kota Balikpapan dan Samarinda. Kalau dari Banjarmasin kebanyakan mereka pulang ke rumah,” katanya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved