Berita Tanahlaut

Pengelola Panti di Tala Ini Mulai Tertatih Ayomi Anak Yatim, Donasi Dermawan Kerap Tak Cukup

Saat ini pengelola Panti Asuhan Tuntung Pandang mulai tertatih karena kemampuan finansial lembaga sosial ini terus mengalami penurunan

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Irfani Rahman
BPOST GROUP/ROY
HABIB Said Jafar Assegaf menunjukkan nomor telepon panti asuhan yang ia kelola 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Sejak berdiri puluhan tahun silam, Panti Asuhan Tuntung Pandang di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), tetap survive hingga sekarang.

Namun sejak beberapa tahun terakhir kemampuan finansial lembaga sosial ini terus mengalami penurunan. Pihak pengelola panti itu pun kini mulai tertatih mengayomi anak-anak asuhnya.

Informasi dihimpun Senin (4/3/2024), uang yang mengalir dari donasi dermawan mulai sering tak mampu menutupi biaya operasional.

Pada sisi lain, keperluan tak pernah berkurang. Bahkan cenderung naik seiring bertambahnya usia anak asuh yang juga makin banyak kebutuhannya.

Saat ini tercatat sebanyak 23 anak asuh yang diayomi panti asuhan yang berada di Desa Atuatu, Kecamatan Pelaihari, tersebut.

Tujuh orang anak asuh tinggal di asrama panti. Sedangkan 16 orang lainnya di luar asrama panti atau tinggal di rumah keluarga.

Dari tujuh anak asuh yang tinggal di asrama tersebut, dua di antaranya merupakan anak fakir miskin yang dititipkan oleh orangtua lantaran tak sanggup menghidupi.

Baca juga: Pemohon Dana Hibah di Tala Melonjak Drastis, Rata-rata Untuk Rehab Bangunan

Baca juga: Dua Warga Tanbu Ini Nekat Bisnis Cetak SIM Palsu, Terungkap Gegara Lamaran Kerja

"Saat ini memang kondisinya sedang turun. Mudah-mudahan kami masih mampu bertahan mengayomi anak-anak asuh," ucap Habib Said Jafar Assegaf, pengelola Panti Asuhan Tuntung Pandang.

Ia menuturkan kondisi serupa juga dialami rekannya sesama pengelola panti asuhan di luar Tala. Bahkan kemudian akhirnya tutup karena kian seretnya dana.

Lelaki tua ini menyebutkan kas yang ada saat ini di Panti Asuhan Tuntung Pandang juga bisa dibilang kritis karena cuma tersisa Rp 500 ribu.

Jafar menuturkan dalam sebulan biaya operasional yang diperlukan sebesar Rp 10 juta. Namun kadang donasi yang didapat dari dermawan minim.

Contohnya pada Februari hanya ada donasi senilai Rp 4 juta. Untung masih ada tabungan Rp 7 juta sehingga bisa untuk menutupi kekurangan.

Karena itulah kondisi kas atau keuangan saat ini benar-benar dalam keadaan minim. Namun Jafar meyakini rezeki dari Allah SWT selalu ada yang kadang datang secara tak terduga.

Jafar mengatakan bantuan tersebut cukup bermanfaat. Termasuk buku tulis yang memang diperlukan anak-anak asuhnya.

Dikatakannya, juga telah ada dua perusahaan yang menghubungi dan meminta data jumlah anak asuhnya. Mereka  berencana akan memberi bantuan pada bulan suci Ramadhan 1445 Hijriyah nanti.

Satu perusahaan tambang dari wilayah Kintap dan satunya lagi perusahaan dari Banjarmasin. Jafar mengatakan pihak yang sering membantu justru lebih banyak dari luar Tala.

Lebih lanjut Jafar mengatakan luas lahan panti asuhan yang ia kelola lumayan luas yakni hampir empat hektare. Jika ada dana, dirinya ingin kembali berkebun maupun beternak.

(banjarmasinpost.co.id.roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved