Haul Datu Kalampayan

Jelang Haul Datu Ke-218 Datu Kalampayan, Ini Profil Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari Ulama Kalsel

Simak Profil Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (Datu Kalampayan), tak lama lagi Haul Akbar ke-218 Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.

|
Penulis: Danti Ayu Sekarini | Editor: Mariana
BANJARMASINPOST.CO.ID/MUKHTAR WAHID
Ilustrasi. Mesjid Keramat di Desa Kalampayan, berdekatan dengan kubah Datu Kalampayan, wilayah Desa Kalampayan, Kecamatan Astambul, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Persiapan Haul Akbar ke-218 Datu Kalampayan atau Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari sudah mulai dilaksanakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Diumumkan saat rapat koordinasi Senin (25/3/2024) lalu, haul Akbar ke-218 Datu Kalampayan akan dilaksanakan pada Senin (15/4/2024) pukul 09.00 WITA.

Sekretaris Daerah Prov Kalsel, Roy Rizali Anwar membocorkan acara Haul Akbar Datu Kalampayan rencananya juga akan dihadiri oleh Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin.

Acara Haul Akbar Guru Kalampayan diagendakan akan berlangsung di Masjid Tuhfaturroghibin, Dalam Pagar.

Profil Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (Datu Kalampayan)

Baca juga: Panduan Itikaf di Bulan Ramadhan 2024 Diuraikan Ustadz Adi Hidayat, Ini Syarat Bagi Muslimah

Baca juga: Update Harga Emas Batangan Selasa 2 April 2024 Terapresiasi: UBS Melambung Rp 17.000, Antam Menguat

Al-Alimul Al-Allamah Al-Arif Billah Asy-Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau biasa dikenal dengan sapaan Datu Kalampayan merupakan sosok ulama kharismatik Kalimantan Selatan yang lahir di Lok Gabang, Astambul, Banjar pada 17 Maret 1710 Masehi.

Semasa hidupnya Datu Kalampayan menjalankan syiar di bidang fikih Mazhab Syafi'i yang berasal dari kota serambi mekkah Martapura di Tanah Banjar (Kesultanan Banjar), Kalimantan Selatan.

Datu Kalampayan merupakan pengarang kitab fikih agung berjudul Sabilal Muhtadin yang banyak menjadi rujukan bagi pemeluk Agama Islam bermazhab Imam Syafi'i di Asia Tenggara, dan menjadi referensi keilmuan di Universitas Al Azhar Mesir serta pegangan ibadah umat Islam bermazhab Syafi'i seluruh dunia.

Ketika berusia 30 tahun, Datu Kalampayan memutuskan untuk belajar ke Mekkah selama kurang lebih 30 tahun.

Keberangkatan Datu Kalampayan untuk menuntut ilmu ke Mekkah ini bahkan disetujui dan didukung baik dari segi materi oleh Sultan Banjar.

Setelah kembali ke Banjarmasin, Datu Kalampayan menerapkan ilmunya dengan menjadi pelopor pengajaran Hukum Islam di Kalimantan Selatan.

Beliau kemudian mendirikan tempat pengajian yang diberi nama Dalam Pagar.

Seiring berjalannya waktu, pondok pengajian yang didirikan Datu Kalampayan berkembang pesat hingga membentuk kampung tempat menuntut ilmu agama islam.

Tak sedikit ulama-ulama besar di Kalimantan Selatan berasal dari Pondok Pengajian Dalam Pagar yang didirikan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.

Hidup semasa tahun 1122-1227 hijriyah, Datu Kalampayan wafat pada 3 Oktober 1812 di usia 102 tahun.

Selain Kitab Sabilal Muhtadin, berikut sejumlah karya Datu Kalampayan semasa hidup:

  • Kitab Ushuluddin yang biasa disebut Kitab Sipat Duapuluh,
  • Kitab Tuhfatur Raghibin, yaitu kitab yang membahas soal-soal itikad serta perbuatan yang sesat,
  • Kitab Luqtatul Ajlan, yaitu kitab tentang wanita serta tertib suami-isteri,
  • Kitabul Faraidl, yaitu kitab yang membahas hukum pembagian warisan,
  • Kitab Kanzul Makrifah, yaitu kitab yang membahas tentang ilmu tasawuf,
    Al- Qawlul Mukhtasar, yaitu kitab yang membahas tentang Imam Mahdi dan ditulis pada tahun 1196 H,
  • Kitab Ilmu Falak, yaitu kitab yang membahas tentang astronomi,
    Fatawa Sulayman Kurdi, yaitu kitab yang membahas tentang fatwa-fatawa gurunya, Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi,
  • Kitabun Nikah, yaitu kitab yang membahas tentang tata cara perkawinan dalam syariat Islam.

(Banjarmasinpost.co.id/Danti Ayu)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved