Berita viral
Pro-Kontra Tren 'THR' dari Murid untuk Guru Viral di TikTok, Kumpulkan Hadiah Sembako di Sekolah
Jelang Idul Fitri 1445 H, tengah ramai video di TikTok tren pemberian 'THR' untuk guru dari murid berupa sembako.
Penulis: Danti Ayu Sekarini | Editor: Rahmadhani
Jadi, orangtua atau wali nantinya akan bertindak membaik-baikkan tenaga pendidikan yang bertugas untuk memberikan nilai kepada anaknya.
“Selama ada tujuan seperti itu dari orangtua, mereka akan selalu menemukan kesempatan untuk melakukan hal tersebut, seperti hadiah untuk kenaikan kelas, hari raya, atau lainnya,” ujar Ina.
Tak bisa langsung larang
Ina melanjutkan, apabila nantinya dinas terkait karena memberikan hukuman karena viralnya video itu, hal tersebut tidak akan berdampak signifikan.
Hal-hal kecil semacam itu seharusnya dihilangkan secara bertahap, bukan langsung dihilangkan begitu saja.
“Ya memang kita tidak bisa menyangkal ya, kalau di Indonesia budaya memberi dan berterima kasih ini sangat kuat. Kalau langsung larangan bisa dianggap ekstrem di Indonesia,” katanya.
Terkait dengan adanya kemungkinan alasan gaji yang rendah, Ina berpendapat bahwa tindakan tersebut juga kurang tepat.
Apabila ada permasalahan gaji yang kurang mencukupi, idealnya guru yang merasakan hal tersebut meminta kepada kepala sekolah untuk mengorganisir kegiatan secara bersama-sama.
“Misal ada guru honorer dengan gaji yang tidak layak dan orang tua siswa ingin berterima kasih karena ingin memberi lebih, kalau bisa diorganisir dan sifatnya bukan paksaan,” terangnya.
Solusi mencegah gratifikasi
Kemudian Ina menerangkan bahwa masih ada solusi lain untuk mencegah adanya gratifikasi di lingkungan sekolah.
Ia mencontohkan, sebagai ungkapan rasa terima kasih, mungkin sekolah bisa melakukannya secara kolektif dan tidak bersifat individu.
Nantinya, para siswa yang ingin memberikan, akan meletakkannya begitu saja di dalam kardus.
Apabila sumbangan tersebut berupa uang, siswa dapat diminta untuk memasukkannya ke dalam amplop tanpa nama.
“Kalau kolektif seperti ini jadi lebih baik, siapa saja mau menyumbang boleh. Dan itu nanti akan dibagikan secara merata ke para pendidik,” tuturnya.
Menurut Ina, solusi seperti ini lebih mengedepankan rasa berbagi karena tidak ada identitas (anonim) dan antar pendidik pun tidak ada rasa kecemburuan.
(Banjarmasinpost.co.id/Danti Ayu)
Momen Jokowi Tertawa Saksikan Tepuk Sakinah Pernikahan Wali Kota Tegal, Hadir Jadi Saksi |
![]() |
---|
Cek Rp3 M Mbah Tarman Diduga Palsu, Keluarga Mempelai Wanita di Pacitan Klaim Asli: akan Dicairkan |
![]() |
---|
Viral Jalan Ahmad Yani Km 5,5 Banjarmasin Berubah Jadi Arena Balap Liar, Disiarkan Live Medsos |
![]() |
---|
Viral Lansia di Sulsel Tak Lagi Terima Bansos dan BPJS Gratis, Rekening Terindikasi Judol |
![]() |
---|
Siasat Kakek Tarman Nikahi Gadis Beda Usia 50 Tahun, Mahar Rp3 M Diduga Cek Kosong, Kelakuan Terkuak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.