Haul Datu Kelampayan

Kitabnya Diakui Dunia, Inilah Profil Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datu Kalampayan

Bermazhab Syafi'i, karya Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datu Kalampayan, Kitab Sabilal Muhtadin jadi referensi di Universitas Al Azhar Mesir

Penulis: Danti Ayu Sekarini | Editor: Rahmadhani
istimewa
Lukisan Syekh Muhammad Arsyad Albanjari 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Berikut ini adalah profil Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datu Kalampayan.

Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datu Kalampayan adalah salah satu ulama besar Kalimantan Selatan (Kalsel).

Salah satu karya terbesarnya, adalah Kitab Sabilal Muhtadin. Sabilal Muhtadin kini dijadikan nama masjid terbesar di Kalsel, yang terletak di jantung Kota Banjarmasin.

Tahun 2024 ini, akan digelar haul akbar ke-218 Datu Kelampayan.

Haul Akbar ke-218 Datu Kalampayan atau Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari akan dilaksanakan pada Senin (15/4/2024) pukul 09.00 WITA.

Acara Haul Akbar Guru Kalampayan diagendakan akan berlangsung di Masjid Tuhfaturroghibin, Dalam Pagar.

Baca juga: Pemprov Kalsel Siarkan Haul ke-218 Datu Kelampayan secara Live Streaming, Begini Persiapannya

Baca juga: Jelang Haul ke-218 Datu Kalampayan, Berikut Aliran Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari

Profil Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (Datu Kalampayan):

Al-Alimul Al-Allamah Al-Arif Billah Asy-Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau biasa dikenal dengan sapaan Datu Kalampayan merupakan sosok ulama kharismatik Kalimantan Selatan yang lahir di Lok Gabang, Astambul, Banjar pada 17 Maret 1710 Masehi.

Semasa hidupnya Datu Kalampayan menjalankan syiar di bidang fikih Mazhab Syafi'i yang berasal dari kota serambi mekkah Martapura di Tanah Banjar (Kesultanan Banjar), Kalimantan Selatan.

Datu Kalampayan merupakan pengarang kitab fikih agung berjudul Sabilal Muhtadin yang banyak menjadi rujukan bagi pemeluk Agama Islam bermazhab Imam Syafi'i di Asia Tenggara.

Kitab Sabilal Muhtadin karya Datu Kelampayan juga diakui dunia, karena menjadi referensi keilmuan di Universitas Al Azhar Mesir serta pegangan ibadah umat Islam bermazhab Syafi'i seluruh dunia.

Ketika berusia 30 tahun, Datu Kalampayan memutuskan untuk belajar ke Mekkah selama kurang lebih 30 tahun.

Keberangkatan Datu Kalampayan untuk menuntut ilmu ke Mekkah ini bahkan disetujui dan didukung baik dari segi materi oleh Sultan Banjar.

Setelah kembali ke Banjarmasin, Datu Kalampayan menerapkan ilmunya dengan menjadi pelopor pengajaran Hukum Islam di Kalimantan Selatan.

Beliau kemudian mendirikan tempat pengajian yang diberi nama Dalam Pagar.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved