Religi
Buya Yahya Urai Hal-hal yang Dihindari di Bulan Syawal bagi Umat Islam, Imbau Lakukan Ini
Buya Yahya mengimbau tak meninggalkan ibadah dan menghindari perbuatan buruk selama bulan Syawal bagi umat Islam.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Penceramah Buya Yahya mengimbau tak meninggalkan ibadah dan menghindari perbuatan buruk selama bulan Syawal bagi umat Islam.
Disampaikan Buya Yahya, usai melewati bulan Ramadhan sebaiknya di Bulan Syawal ibadah terus ditingkatkan.
Itu sebab, Buya Yahya mengatakan setan dibebaskan kembali berkeliaran di bulan Syawal membuat ibadah umat muslim di bulan Ramadhan tidak berarti.
Selama di bulan Ramadhan 2024, umat Islam senantiasa membiasakan diri mengerjakan amal ibadah, selain ibadah puasa wajib.
Kini memasuki bulan Syawal 1445 Hijriyah, hendaknya amalan-amalan yang telah terbiasa di bulan Ramadhan tetap dikerjakan.
Baca juga: Viral Aksi Sejumlah Pemuda Adu Suara Knalpot Brong di Pinggir Pantai Kotabaru, Sambil Asyik Joget
Baca juga: Nama-nama yang Digadang Berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024, Ada Keponakan Prabowo
Buya Yahya menerangkan kebiasaan ibadah dan amal baik yang telah dilakukan di Bulan Ramadhan sebaiknya tak ditinggalkan memasuki bulan Syawal.
"Belajar di bulan Ramadhan untuk beribadah, maka setelah memasuki Bulan Syawal tetap meneruskan atau bahkan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT," tutur Buya Yahya dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.
Dipaparkannya, memasuki bulan Syawal, para syaithon berkeliaran sibuk membuat kerusakan agar ibadah umat Islam di bulan Ramadhan tidak ada artinya.
Sehingga membuat umat Islam banyak yang bermaksiat, jika sudah maksiat maka akan membuat hati menjadi keras dan balik lagi seperti sebelum bulan Ramadhan.
"Hindari hiburan-hiburan, perbanyak sholat, dzikir, baca Alquran. Banyak yang meninggalkan sholat sibuk ziarah kesana-kemari. Pintu zina dibuka, hati-hati waspada," imbau Buya Yahya.
Ia pun mengingatkan jangan hancurkan bulan Ramadhan dengan maksiat-maksiat di Bulan Syawal. Bersenang-senang dianjurkan namun tidak boleh dengan cara yang haram.
Buya Yahya menjelaskan setelah tanggal 1 Syawal, yakni 2 dan seterusnya boleh puasa Syawal. Sedangkan tanggal 1 haram karena Hari Raya Idul Fitri.
"Tidak harus langsung, yang penting enam hari di Bulan Syawal," jelas Buya Yahya.
Meski demikian, cara pelaksanaannya lebih utama adalah menunaikannya langsung beriringan sesuai sabda Nabi Muhammad SAW dimulai tanggal 2 dan seterusnya hingga enam hari.
Di satu daerah di Indonesia bahkan menjadi tradisi melaksanakan puasa enam hari di bulan Syawal selepas Hari Raya Idul Fitri.
Berbanding terbalik, Mazhab Maliki justru menyatakan pendapat menghindari langsung puasa Syawal setelah Hari Raya Idul Fitri.
"Mazhab Maliki mereka tidak berpuasa, dengan sengaja agar menghindari dianggap sebagai beban kewajiban," papar Buya Yahya.
Puasa Syawal hukumnya sunnah, apabila suatu ketika orangtua atau kerabat mengajak makan bersama maka boleh saja memilih untuk bersilaturahmi dulu sebab puasa Syawal waktunya cukup panjang hingga akhir Bulan Syawal.
Ini dikatakan Buya Yahya, menyenangkan orang lain urusan hidangan yang dihidangkan adalah amal baik bahkan bisa jadi kewajiban.
Keutamaan puasa Syawal adalah tetap mendapat kebaikan dan pahala meski digabungkan dengan qadha puasa Ramadhan.
"Bagi yang punya utang puasa, memang harus dilunasi dulu baru bisa kerjakan puasa sunnah. Akan tetapi, bisa diniatkan puasa qadha di bulan Syawal, maka dapat bonus pahala sunnah, begitu mudahnya dengan Allah," terang Buya Yahya.
Ia mengingatkan puasa sunnah tidak bisa digabung dengan puasa fardhu dalam niat. Namun antara sesama puasa sunnah boleh digabung.
Niat Qadha Puasa Ramadhan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.
Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.
Niat Puasa Sunnah
1. Niat Puasa Syawal
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى
"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari karena Allah SWT.”
2. Puasa Senin Kamis
Niat Puasa Hari Senin:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi taa'ala
Artinya: Saya niat puasa pada hari Senin, sunat karena Allah Ta’aalaa.
Niat Puasa Hari Kamis:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: Saya niat puasa pada hari Kamis, sunat karena Allah Ta’aalaa.
3. Puasa Ayyamul Bidh
Adapun niat melaksanakan Puasa Ayyamul Bidh adalah sebagai berikut:
َوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى
Lafal latin: NAWAITU SAUMA AYYAMI BIDH SUNNATAN LILLAHI TA’ALA
Artinya: “Saya niat puasa pada hari-hari putih , sunnah karena Allah ta’ala.”
(Banjarmasinpost.co.id)
Hukum Merayakan Maulid Nabi SAW, Ustadz Khalid Basalamah Jabarkan Asal-usulnya |
![]() |
---|
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Maulid Nabi 2025, Ustadz Adi Hidayat Paparkan Ketentuan |
![]() |
---|
Jadwal Puasa Ayyamul Bidh September 2025, Buya Yahya Sebut Boleh Geser Hari Karena Udzur |
![]() |
---|
Jadwal 1 Rabiul Awal 1447 Hijriyah, Ustadz Adi Hidayat Urai Amalan Sholawat bagi Umat Muslim |
![]() |
---|
Hukum Merayakan Maulid Nabi bagi Umat Islam, Ini Kata Ustadz Adi Hidayat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.