Berita HST

Kisah Pilu Dua Bocah Hidup Sebatang Kara di HST, Sang Ayah Terbelit Masalah Hukum, Rutan Lakukan Ini

menemukan dua bocah hidup sebatang kara kala sang ayah mereka mendekam di Rutan Kelas IIB Barabai, Karutan lakukan ini

Penulis: Stanislaus Sene | Editor: Irfani Rahman
Banjarmasinpost.co.id/Stanislaus sene
Perwakilan dinas sosial HST saat menerima laporan dari Rutan Kelas IIB Barabai untuk penanganan dua bocah yang hidup sebatang kara di HST 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Kisah pilu dua anak dibawah umur yang hidup sebatang kara di Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini memantik reaksi Kepala Rutan Kelas IIB Barabai.

Bagiamana tidak begitu mengetahui keduanya hidup sebatang kara pasca sang ayah terlebit masalah hukum dan di tahan di Lapas Barabai, Karutan Gusti Iskandarsyah bergerak cepat.

Ia pun langsung menghubungi Dinas Sosial PPKB PPPA HST untuk melakukan pendekatan kepada dua bocah ini.

Ditemui BPost Kepala Rutan Kelas IIB Barabai, Gusti mengatakan anak di bawah dua anak di bawah umur yang hidup sebatang kara tersebut memang selama ini tidak ada yang merawat.

Sehingga Rutan melakukan pendekatan dan melaporkannya ke Dinas Sosial untuk bisa mendapatkan penanganan. 

"Ayahnya K saat ini sedang menjalani pidana di Rutan Barabai dan anak yang ditinggal seorang diri di Rumahnya merupakan seorang tuna netra, " Jelasnya. 

Gusti pun mengakui senang setelah adanya laporan dari Rutan, pihak Dinsos juga langsung antusias melakukan penanganan terhadap bocah tersebut.

Baca juga: Belajar Dari Medsos, Bhabinkamtibmas di HST Ini Sukses Budidayakan Tumbang Sari Tomat dan Cabe Merah

Baca juga: Tertarik Ikuti Pemilihan Nanang dan Galuh HST 2024, Yuk Daftar dan Persiapkan Diri Kalian

Sementara itu, Perwakikan dari Bidang PPPA Dinsos HST, Normi, mengakui bahwa setelah adanya laporan dari Rutan, Dinsos langsung melaksanakan kunjungan ke Rumah bocah tersebut. 

"Saat kunjungan ke Rumah anak ini, kami mendapati yang bersangkutan mengalami luka bakar di bagian kaki sehingga langsung dilakukan perawatan ke Rumah Sakit dan kondisi kesehatan jiwa si anak dicontrol secara rutin, " Jelasnya. 

Normi mengatakan Dinsos juga langsung menangani terkait pertumbuhannya dengan konsultasi langsung ke dokter anak dan penanganan kondisi mata yang memang ada masalah dibagian penglihatan.

"Mata si anak ini juga mengalami katarak jadi kami sudah melakukan pemeriksaan bersama dokter khusus matamata, " Jelansya. 

Ia mengatakan sedangkan keberadaan si anak, saat ini tinggal bersama sang kakak yang juga masih berusia 14 tahun. 

"Untuk penanganan ke depan, kita juga sudah komunikasi dengan kementerian sosial untuk mendapatkan bantuan sosial ," Jelasnya.

(Banjarmasinpost.co.id/Stanislaus sene)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved