Nasional

Istri Ungkap Curhat sang Suami, Polresta Manado Sebut Satu Kelalaian Brigadir Ridhal Terkait Senjata

Pihak Polresta Manado memberikan klarifikasi terkait senjata yang dibawa Brigadir Ridhal Ali Tomy, uang bunuh diri di Jakarta, Isti juga ungkap curhat

Editor: Rahmadhani
Kolase Tribunnews
Anggota Satlantas Polresta Manado Brigadir Ridhal Ali Tomi (RAT) ditemukan tewas diduga karena bunuh diri dengan senjati api di dalam mobil Toyota Alphard hitam di Jalan Mampang Prapatan IV/ RT 010/02 Kelurahan Tegal Parang, Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024). Kasi Humas Polresta Manado, Ipda Agus Haryono, buka suara perihal tewasnya Brigadir Ali Tomy. Menurutnya ketika cuti harusnya tak bawa senjata api. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Melalui Kasi Humas Ipda Agus Haryono, Polresta Manado buka suara perihal tewasnya Brigadir Ali Tomy. Sementara sang istri, juga mengungkapkan curhat sang suami sebelum mengakhiri hidupnya.

Pihak Polresta Manado memberikan klarifikasi terkait senjata yang dibawa Brigadir Ridhal Ali Tomy.

Brigadir Ridhal Ali Tomy merupakan Anggota Polresta Manado, Sulawesi Utara yang ditemukan tewas di Jalan Mampang Prapatan IV/ RT. 010/02, Kelurahan Tegal Parang, Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024).

Saat itu, Ali ditemukan tewas dengan luka tembak di bagian kepala.

Dan di lokasi kejadian ditemukan sepucuk senjata yang diduga milik korban.

Jenis senjata itu ialah Merk HS-9, Nomor H258799, Kaliber 9,9 mm, berlaku tanggal 01 Juli 2023 s/d 02 Juli 2024 yang ditandatangani Kapolresta Manado Kombes Pol Julianto Sirait.

Senjata itu ditemukan di kolong kursi supir, tepatnya di kaki kanan Ali.

Baca juga: Brigadir RAT Sudah Sejak Maret di Jakarta, Pemilik Rumah TKP Akhiri Hidup Bantah Jadikan Ajudan

Menurut Ipda Agus, ketika cuti seharusnya Ali tidak membawa senjata api (senpi).

"Yang bersangkutan izin menjenguk kerabatnya di Jakarta, secara SOP baik izin maupun cuti ya tidak boleh membawa senjata api," ujarnya, Minggu (28/4/2024), dilansir TribunManado.co.id.

Ia menyebut Ali seharusnya menitipkan senjatanya ke bagian logistik Polresta Manado sebelum cuti kerja.

"Jadi ini kelalaian yang bersangkutan, karena ndak sempat dititipkan," paparnya.

Sebagai informasi, ketika ditemukan, posisi korban berada di kursi supir sebelah kanan mobil Toyota Alphard dengan nomor polisi B 1544 QH.

Ketika itu, Ali ditemukan dalam posisi terjatuh ke arah sebelah kiri, dan masih terpasang sabuk pengaman di badannya.

Korban terlihat menggunakan kaos berwarna berwarna biru dengan celana panjang berwarna hitam.

Di bagian sebelah kanan celananya terdapat sarung senjata berwarna putih.

Rekaman CCTV detik-detik anggota Satlantas Polresta Manado Brigadir Ridhal Ali Tomi diduga bunuh diri.
Rekaman CCTV detik-detik anggota Satlantas Polresta Manado Brigadir Ridhal Ali Tomi diduga bunuh diri. (Kompas TV)

* Pengakuan Istri Ali

Namun, pengakuan berbeda disampaikan oleh istri almarhum, Novita Husain, yang menyebut almarhum datang ke Jakarta tidak dalam posisi cuti.

Novita memastikan suaminya datang ke Jakarta untuk menjadi ajudan seorang polisi wanita (polwan).

"Ke Jakarta katanya menjadi ajudan. Saya tahu bosnya itu polwan yang bawa dia ke Jakarta," ujarnya.

Menurutnya, Brigadir Ridhal Ali sempat mengaku tidak betah kerja di tempat tersebut.

Pengakuan itu disampaikan Brigadir Ridhal Ali ketika menelepon sang istri.

Meski begitu, Novita mengaku tidak memahami maksud pernyataan korban saat itu.

"Lewat telepon, almarhum bilang sudah tidak nyaman lagi kerja di situ. Saya juga tidak tahu maksudnya apa," ungkapnya.

Brigadir Ridhal Ali meninggalkan tiga anak yang masih kecil.

Anak sulungnya baru duduk di kelas satu SD, anak kedua berusia 5 tahun, dan si bungsu baru berusia tiga bulan.

Novita mengaku tidak percaya suaminya mengakhiri hidupnya sendiri.

Sebagai seorang istri, ia memahami sifat asli Brigadir Ridhal Ali.

“Saya tidak percaya, karena saya sangat tahu sifatnya seperti apa. Almarhum sangat sayang anak-anak jadi tidak mungkin dia berbuat seperti itu," kata Novita.

Novita menyebut suaminya bertugas di Jakarta sejak 2022.

Almarhum sering pulang ke Manado untuk bertemu keluarga setiap tiga bulan sekali.

Namun, pada Lebaran 2024 lalu, Brigadir Ridhal Ali tidak pulang ke kampung halamannya.

"Jadi Ali keluar rumah pergi ke Jakarta bulan Maret sebelum puasa dan dia tidak pulang sampai selesai lebaran," jelas Novita.

Novitas menyatakan semua keluarga sempat meminta Brigadir Ridhal untuk kembali ke Manado.

Namun, karena almarhum masih ada bertugas di Jakarta sehingga permintaan itu tidak dikabulkan.

"Saya sempat minta pulang dulu ke Manado, cuma katanya masih ada tugas jadi belum bisa pulang, hingga kemudian keluarga di Manado mendapat kabar bahwa suaminya telah tewas."

"Awalnya kabar itu kami tidak percaya, tetapi ketika ada polisi dari Polresta Manado datang ke rumah baru kami percaya," cerita Novita, Jumat (26/4/2024).

Berita ini sudah tayang di Tribunnews

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved