Sport
Sempat Tidak Direstui Orangtua karena Asma, Pratu Aprillian Gapai Cita-cita Lewat Taekwondo
Pratu Aprillian baru baru ini mengharumkan satuannya, Yonif 623/BWU, pada kejuaraan Pangkostrad Cup 2024
Penulis: Noorhidayat | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID - Sempat tak mendapat restu orangtua menggeluti taekwondo karena riwayat penyakit asma semasa kecil, Aprillian Dwi Pangestu malah meraih cita-citanya melalui olahraga beladiri tersebut. Aprillian telah menjadi anggota TNI.
Tak hanya membuat bangga diri sendiri serta keluarga, Pratu Aprillian baru baru ini mengharumkan satuannya, Yonif 623/BWU, pada kejuaraan Pangkostrad Cup 2024.
Pada ajang yang berlangsung di Gelanggang Olahraga Ciracas, Jakarta Timur, 9-12 Mei, Aprillian berhasil meraih juara 3 kategori Kyorugi Senior TNI-Polri Prestasi Under 58 Kilogram.
Aprillian merupakan atlet Pelatnas pada 2012-2013. Sejumlah prestasi ia raih semasa menjadi atlet nasional. Di antaranya, meraih perak pada ajang Korea Ambassador 2012, perunggu pada Kejuaraan Malaysian Open Internasional 2013.
Selain itu masuk Timnas Taekwondo Indonesia pada Seleknas ASEAN Games 2012 dan ikut serta pada Kejurnas Persiapan Kejuaraan di Thailand 2013.
Berkas prestasi yang diraihnya, Aprillian bisa menjadi tentara. Memiliki cita-cita menjadi tentara sejak kecil, ia mengaku tak menyangka bisa masuk melalui jalur prestasi olahraga.
Aprillian mendapat rekomendasi dari Pangdam XII/Tanjungpura usai meraih medali perak pada PON XIX 2016 Jawa Barat.
Mewakili Provinsi Kalbar, pria kelahiran Pontianak, 18 April 1995 itu meraih perak di nomor kategori Senior Prestasi Under 54 Kilogram.
Putra kedua dari empat bersaudara pasangan Mohammad Nur dan Siti Pardianty ini mulai menggeluti taekwondo pada usia 13 tahun.
Saat itu ia duduk di bangku kelas 5 di SDN 14 Rasau Jaya Kalbar dan mewakili sekolahnya di ajang pekan olahraga daerah (Popda).
“Awalnya saya tidak direstui orangtua karena saya saat kecil ada riwayat asma. Khawatir kambuh karena kelelahan, makanya dulu orangtua tidak mengizinkan,” ceritanya kepada BPost, melalui telepon, Jumat (10/5).
Namun, setelah satu tahun berjalan, penyakit asma yang diderita Aprillian tak pernah muncul.
“Mungkin karena daya tahan tubuh membaik, dan saat itu orangtua laki-laki pertama yang mengizinkan. Karena harus ada surat izin orangtua saat Popda,” bebernya.
Restu orangtua baru ia dapatkan mampu meraih medali emas Popda. “Tapi saat itu waswas juga karena mendekati ujian akhir sekolah,” ucapnya.
Saat ini Aprillian memilki dua putri. Satu berusia 3,5 tahun dan satunya baru berusia 5,5 bulan.
Di sela menjalankan tugasnya sebagai prajurit dan mengurus keluarga, ia latihan.
“Yang penting harus menjalankan tugas dan harus sesuai prodsedur ketika ada kejuaran-kejuaraan dan mendapar izin dari komandan atas,” pungkasnya. (Banjarmasinpost.co.id/Noorhidayat)
Liga PBSI Banjarbaru 2025 Season I Resmi Bergulir, Ratusan Peserta Ramaikan Persaingan |
![]() |
---|
11 Pegiat Tertahan di NTB Seusai Fornas, Dispora Kalsel Mengaku Tidak Tahu |
![]() |
---|
Turnamen Bulu Tangkis Al Wafa Cup 2025 Berakhir Meriah, Ketua PB Al Wafa Beberkan Harapan ke Depan |
![]() |
---|
Panitia Kontingen Fornas Kalsel Jangan Berpuas Diri, Inorga FKTI Pulang dengan Utang dan Luka |
![]() |
---|
Porserosi Banjarbaru Kirim 10 Atlet Skateboard ke Bali, Citra Siap Asah Kemampuan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.