Sport

Panitia Kontingen Fornas Kalsel Jangan Berpuas Diri, Inorga FKTI Pulang dengan Utang dan Luka

Meski menorehkan prestasi peringkat enam nasional di Fornas VIII NTB, namun ada cerita pilu pegiat Inorga FKTI

Nur untuk BPost
Berpose - Korca Banjarbaru bersama Tsania yang cedera ACL dengan cerita tidak bisa pulang setelah Fornas di NTB. 

BANJARMASINPOST CO.ID, BANJARBARU - Festival Olahraga Rekreasi Nasional (Fornas) VIII di Nusa Tenggara Barat (NTB), yang berlangsung pada 24 Juli hingga 30 Juli 2025, memang mencatat prestasi untuk Kalimantan Selatan

Khususnya, Kormi Kalsel mampu berada diperingkat enam nasional yang mendulang 61 keping medali emas, 44 perak, dan 57 perunggu dari semua sumbangan Inorga.

Salah satunya disumbangkan Inorga FKTI dengan torehan 15 medali emas, 8 perak, dan 10 perunggu.

Dari jumlah itu, pegiat Korca Banjarbaru, menyumbang 8 emas, 3 perak, dan 3 perunggu. 

Baca juga: IOSKI Kotabaru Raih Prestasi di Fornas VIII NTB, Rahmad SPd : Sudah Sepatutnya Diapresiasi 

Dibalik keberhasilan itu, terselip kisah dialami para pegiat.

Pembina Corca FKTI Kota Banjarbaru, Nur Wakib, menuturkan para karate berjuang dengan kondisi serba terbatas. 

“Prestasi ini jangan membuat kita cepat berpuas diri. Masih ada pekerjaan rumah yang harus diperhatikan, terutama soal dukungan pemerintah,” katanya, Senin (25/8/2025).

Di berkisah karatenya Tsania Rizqa Weninda, atlet karate beregu putri mengalami cedera lutut cukup parah saat babak semifinal. 

"Nah Tsania tetap memaksakan diri tampil di final bersama dua rekannya sukses mempersembahkan medali emas untuk Kalimantan Selatan," ungkapnya.

Namun pengorbanan Tsania tidak berhenti di situ. Usai pertandingan, dia harus menjalani operasi lutut. 

“Masalahnya, biaya fisioterapi harus ditanggung mandiri,” ujarnya.

Selain masalah cedera, para atlet juga menghadapi persoalan logistik. Minimnya dana membuat mereka harus mencari bantuan pribadi saat mengikuti Fornas. Bahkan, untuk beli tiket pulang pun pihaknya tidak bisa.

“Untuk biaya hotel dan tiket pulang saja, kami sampai meminjam dana kepada seorang pengusaha dan ulama di Lombok. Kalau tidak, anak-anak bisa terlantar di sana,” ungkapnya.

Ironisnya, meski berhasil mengharumkan nama daerah, para atlet belum mendapat apresiasi layak dari pemerintah, baik provinsi.

"Tidak ada penghargaan, apalagi apresiasi," tambahnya.

Baca juga: Gagal Capai Target Masuk Tiga Besar Fornas NTB, Ini Perolehan Medali Kontingen Kalsel

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved