Berita Batola

Harga Elpiji Tiga Kilogram di Batola Capai Rp 50 Ribu, Warga Rela Antri hingga Sore di Pangkalan

Saat ini harga gas elpiji tiga kilogram di Kabupaten Barito Kuala dan Kota Banjarbaru masih diatas HET, bahkan capai Rp 50 ribu

|
Editor: Irfani Rahman
Dokumen Pertamina
Petugas mengecek tabung gas elpiji 3 kg. Harga elpiji tiga kilogram di Kalsel masih jauh di atas HET, bahkan di Batola ada capai Rp50 ribu 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BATOLA - Sejumlah perempuan duduk dekat pohon di seberang pangkalan elpiji tiga kilogram Jalan Jenderal Sudirman Kelurahan Ulu Benteng RT 13 Kecamatan Marabahan Kabupaten Baritokuala, Kamis (30/5). Mereka rela antre menunggu pembelian gas bersubsidi.

Hal ini karena harga gas melon di eceran mencapai Rp 50 ribu per tabung. Ini jauh di atas harga pangkalan yakni Rp 18.500.

Namun warga yang antre di pangkalan kadang harus menerima pemberitahuan gas telah habis. Kondisi ini dibenarkan Selfi Wulandari, ibu rumah tangga di RT 3 Kelurahan Ulu Benteng.

Selfi mengatakan untuk mendapatkan gas melon dirinya memilih antre di pangkalan sejak pagi, bahkan rela menunggu hingga sore. Dia berharap selama harga di eceran melonjak, penjualan di pangkalan diperbanyak.

“Selama harga gas melonjak, saya mengharapkan pangkalan melayani dua kali sepekan,” katanya.

Mengenai melonjaknya harga elpiji bersubsidi di masyarakat, Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Batola M Wahyu Adibawono mengaku sudah menggelar pertemuan dengan tujuh agen. Para agen menyatakan distribusi elpiji bersubsidi ke pangkalan lancar.

Wahyu menduga pangkalan menjual lebih dari dua tabung kepada sejumlah pembeli sehingga sebagian anggota masyarakat yang antre tidak kebagian. Oleh karena itu, Wahyu mengaku akan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum. “

Kami petakan dulu lonjakan harga elpiji bersubsidi dan meminta agen menegur pangkalan yang kedatapan menjual kepada pengecer,” pungkasnya.

Sulit didapat dan mahalnya gas tiga kilogram juga dirasakan Dessy, warga Guntung Manggis Banjarbaru.  “Di pangkalan sulit dapat. Sedangkan di eceran harganya Rp 40 ribu,” keluhnya.

Dessy mengaku menghabiskan tiga tabung dalam dua hari karena dirinya berjualan gorengan.
Dia berharap penjualan di pangkalan dirapikan.

“Di pangkalan harganya Rp 18.500, tapi daftar pembelinya sudah ada. Orang di luar daftar disuruh cari ke lain. Akhirnya ke kios juga dengan harga mahal,” ucapnya. (tar/lis)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved