Berita Viral

'Alumni' Admin Situs Judi Online Beberkan Kisah Bosnya Tahu Bakal Ada Razia Polisi

mantan pekerja di salah satu situs judi online, Alvero (nama samaran) menceritakan bagaimana mereka beroperasi selama ini.

Editor: Rahmadhani
Shuttershock
Ilustrasi Judi Online. Seorang mantan pekerja di salah satu situs judi online, Alvero (nama samaran) menceritakan bagaimana mereka beroperasi selama ini. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Seorang mantan pekerja di salah satu situs judi online, Alvero (nama samaran) menceritakan bagaimana mereka beroperasi selama ini.

Alvero merupakan 'alumni' yang pernah menjadi telemarketing alias admin situs judi online di Indonesia.

Ia mengaku pernah menjadi admin di situs judi online yang beroperasi di sebuah ruko di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.

Pria 27 tahun warga Cilincing itu pernah hampir ditangkap polisi dalam sebuah razia besar-besaran tahun 2022 silam.

Saat itu, Alvero dan teman-temannya bisa lolos dari penggerebekan polisi setelah dibikin aman oleh sang bandar, pemilik dari puluhan situs judi tempat mereka bekerja.

Alvero bercerita, pertengahan 2022 silam, penggerebekan situs judi sedang ramai dilakukan polisi.

Masifnya penggerebekan kala itu tak terlepas dari perjalanan kasus pembunuhan Brigadir Yosua oleh Irjen Ferdy Sambo.

Baca juga: Daftar Fakta Pria di Semarang Nekat Habisi Nyawanya Sendiri Akibat Judi Online, Istri Beri Kesaksian

Baca juga: Sikap MUI Tolak Rencana Pemerintah Guyur Bansos untuk Korban Judi Online: Fokus pada Pemberantasan

Rumor yang beredar, Sambo disebut terlibat dalam bisnis judi online yang sedang pesat menjamur di seantero negeri.

“Gua di PIK udah hampir 6 bulan, terus ada yang kasus Sambo ketangkep tuh, jadi semua dikerahkan lah, kayak Brimob, kayak polisi, buat gerebek-gerebek situs yang lagi marak pada tahun tersebut,” kata Alvero kepada TribunJakarta.com, Rabu (19/6/2024).

Agustus 2022, Alvero bersama puluhan temannya sedang bekerja dalam ruko, mencari member baru untuk bermain di situs judi yang dikelolanya.

Tiba-tiba, ketika Alvero masih sibuk mencari member, atasannya datang ke ruangan memberikan kabar bahwa malam itu akan ada penggerebekan dan ruko tempat mereka bekerja juga disasar polisi.

Entah bagaimana ceritanya informasi soal penggerebekan itu bocor dan sampai ke telinga atasan Alvero.

Yang jelas, setelah ada informasi tersebut, seluruh ruko tempat situs judi tersebut beroperasi langsung dikosongkan.

Seluruh pekerja dalam ruko itu pun diminta pulang oleh sang bandar.

“Katanya di situ banyak polisi yang sudah pada ngepung. Baju-baju gua rapihin, langsung deh gua cabut pulang,” ungkap Alvero.

Setelah kejadian itu, Alvero diarahkan bosnya untuk berhenti sementara sampai situasi aman.

Singkat cerita, situasi tak kunjung aman dan operasional kantor-kantor situs judi online di Indonesia akhirnya banyak yang dipindahkan ke luar negeri.

Beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Thailand, Kamboja, Vietnam, hingga Filipina, dipilih para bandar judi Indonesia untuk tempat operasional barunya.

Hal ini membuat permintaan akan pekerja situs judi dari Indonesia untuk berangkat ke luar negeri pun meroket.

Awal tahun 2023, Alvero dikontak atasannya dan ditawarkan pula untuk ikut berangkat ke luar negeri.

Alvero dibebaskan memilih negara mana yang ia mau.

"Karena Filipina tuh gua lihat tuh kayak negara yang dibilang maju sih enggak, kayak enak aja dilihatnya gitu, dibanding kayak Kamboja, kalo Kamboja itu kan dilihatnya sekelilingnya kayak India, kumuh gitu, jadi gua kayak sembari kayak liburan gitu," katanya.

Alvero mulai bekerja di Filipina sejak Maret 2023 dengan pendapatan yang meningkat sedikit, rata-rata Rp 8 juta per bulan.

Ia menjalani kehidupan makin serampangan di negara berjuluk Negeri Lumbung Padi itu.

Siang ke malam bekerja di situs judi, malam ke pagi foya-foya.

Ibarat pepatah uang setan dimakan jin, Alvero menghabiskan uang gajinya dari situs judi online untuk pergi ke diskotik, pesta minuman keras, lalu menyewa perempuan tuna susila di Filipina.

Alvero akhirnya berhenti bekerja setahun kemudian.

Maret 2024, Alvero pulang ke Indonesia dan hingga kini masih pengangguran.

Ia mengaku tak kuat, karena ternyata tekanan bekerja di luar negeri, dalam bisnis gelap judi online, lebih keras dibanding bekerja di negeri sendiri.

"Fisik sih nggak ada, cuman kayak tekanan mental, omongan-omongan yang kayak, lu yang bener dong kerjanya, masa kalah sama website yang ini, web kita kalah nih, sehari transaksinya segini, paling kayak gitu tekanannya," katanya.

"Akhirnya gua nggak kuat dan berhenti," tutup Alvero.

Berita ini sudah tayang di Tribun Jakarta

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved