Berita Tanahlaut

Ingin Masuk Sekolah, Remaja Gunungmakmur Tanahlaut Kalsel Korban Kekerasan Belajar Secara Daring

emaja laki-laki belasan tahun korban kekerasan di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), masih menyimpan secercah asa

|
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Edi Nugroho
(banjarmasinpost.co.id/idda royani)
MARIA ULFAH, orangtua pelajar korban kekerasan, memperlihatkan hasil pemeriksaan kesehatan dokter terhadap anaknya. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Remaja laki-laki belasan tahun korban kekerasan di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), masih menyimpan secercah asa menjalani aktivitas seperti remaja lainnya.

Bungsu tiga bersaudara dari pasangan Bambang Trijono-Maria Ulfah warga Desa Gunungmakmur, Kecamatan Takisung, tersebut berdasar catatan media ini, Kamis (20/6/2024), mengalami kekerasan/bullying dari tiga pelajar lainnya pada 24 Juli 2023 silam.

Akibatnya, sesuai hasil pemeriksan dokter, terjadi kerusakan tulang punggung (sumsum) mulai baris keempat hingga kesembilan. Bahkan sejak Desember 2023 mengalami kelumpuhan badan sebelah kiri yang diduga pengaruh dari kerusakan tulang punggung tersebut.

Sejak itu, remaja tersebut tidak bisa bangun. Setelah berobat di rumah sakit di Pelaihari hingga kemudian dirujuk ke rumah sakit di Banjarmasin, pada Maret 2024 lalu mulai bisa bangun dan berjalan meski harus menggunakan tongkat.

Baca juga: BREAKING NEWS: Heboh Warga Temukan Bayi Meninggal Dunia di Pinggir Jalan Desa Karatungan HST

Baca juga: Lihat Umat Islam Meninggal di Jalan, Ini Pengalaman Jemaah Haji Asal Sungai Danau Kalsel

Melalui sambungan telepon kepada jurnalis media ini, remaja laki-laki itu menuturkan keinginannya untuk bersekolah secara normal kembali yakni belajar secara offline atau belajar di bangku sekolah.

Sebagai informasi, pascainsiden Juli 2023 lalu, orangtuanya memindahnya ke SMP di Kecamatan Batibati. Namun ketika kondisi kesehatannya drop pada Desember lalu, ia terpaksa belajar secara daring (online).

Hingga sekarang remaja kelahiran 16 Juni 2011 ini masih belajar jarak jauh (daring). Sejauh ini ia mengaku belajarnya tetap berjalan lancar, namun tetap merindukan agar dapat belajar secara normal yakni masuk ke sekolahan dan belajar bersama.

Apalagi dikatakannya teman-temannya di SMP di Kecamatan Batibati cukup baik dan selalu memberinya semangat. "Semuanya baik pada saya," ucapnya.

Dirinya pun juga ingin segera sembuh. Namun saat ini kondisi tubuhnya belum memungkinkan baginya untuk belajar secara tatap muka lantaran berjalan pun masih bergantung pada tongkat.

"Punggung saya masih sering terasa nyeri, sakit sekali. Bangun saja harus pakai tongkat," keluhnya.

Ia menuturkan pada insiden Juli 2023 lalu, dirinya dihempas ke meja dan di dorong di meja sehingga punggungnya terasa sakit hingga lebam-lebam kebiruan.

(banjarmasinpost.co.id/idda royani)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved