Berita Viral

BBM Baru Pengganti Pertalite Rilis 17 Agustus 2024, Harga Lebih Mahal dengan Kelebihan Begini

Pemerintah akan merilis bahan bakar minyak (BBM) untuk menggantikan Pertalite pada 17 Agustus 2024 mendatang.

Editor: Murhan
Banjarmasinpost.co.id/Aya Sugianto
SPBU SEPI- Tidak seperti biasanya SPBU ramai kendaraan yang mengisi BBM, tampak SPBU di Jalan S Parman, Banjarmasin sepi dampak bahan bakar jenis pertalit kosong, Kamis (23/5). 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pemerintah akan merilis bahan bakar minyak (BBM) untuk menggantikan Pertalite pada 17 Agustus 2024 mendatang.

BBM pengganti pertalite tersebut digadang-gadang bakal ramah lingkungan karena memiliki kadar sulfur rendah.

Sudah sejak beberapa bulan lalu ramai bensin subsidi paling murah itu akan digantikan bensin baru.

Aganya kabar yang beredar, Pertalite akan digantikan Pertamax Green 92 atau Pertamax Green 95

Pertamax Green 95 sendiri sudah meluncur dan didistribusikan di Jakarta dan Surabaya.

Untuk harganya, bensin baru yang terbuat dari kandungan saripati tebu dijual lebih mahal dibanding Pertalite yakni Rp 13.900 per liter.

Dikutip dari Tribun Pontianak, Minggu (4/8/2024), pemerintah sedang mengembangkan bioetanol sebagai bahan bakar pengganti BBM yang berbasis fosil.

Baca juga: Besok, Air Bersih di 3 Kecamatan di Banjarman Stop Mengalir, Imbas Pipa Bocor, Cek Wilayah Terdampak

Hal itu diungkap Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan beberapa waktu lalu.

"Kita kan sekarang berencana mau mendorong segera bioetanol masuk menggantikan bensin, supaya polusi udara ini juga bisa dikurangi cepat," kata Luhut.

Dia bilang kandungan sulfur dari bensin bisa mencapai 500 ppm, sementara bioetanol jauh lebih rendah kandungan sulfurnya bisa hanya mencapai 50 ppm.

Kondisi sulfur yang tinggi tentu akan mempengaruhi kualitas udara dan berdampak pada kesehatan manusia.

"Kita hitung di situ, kalau itu terjadi sulfur tadi dikurangin, itu akan mengurangi orang yang sakit ISPA," ungkapnya.

"Dan itu juga (berdampak) kepada kesehatan (menghemat) sampai 38 triliun ekstra pembayaran BPJS," sambungnya.

"Ini sekarang lagi proses dikerjakan Pertamina," tambah Luhut.

"Nah, kalau ini semua berjalan dengan baik, kita bisa mengemat lagi (anggaran negara)," jelasnya.

Sulfur Lebih Rendah

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved