Serambi Ummah
Akhlak Mulia Rasulullah SAW Wajib Diteladani oleh Pemimpin di Dunia
Sseorang yang menjadi pemimpin dipersyaratkan dipilih karena bernilai lebih utama dalam keteladanan
Penulis: Dony Usman | Editor: Mulyadi Danu Saputra
PEMIMPIN sejatinya harus selalu hadir dalam kehidupan. Dia lokomotif gerak untuk kebersamaan. Keberadaan pemimpin persyarat bagi pencapaian sebuah tujuan. Dan seseorang yang menjadi pemimpin dipersyaratkan dipilih karena bernilai lebih utama dalam keteladanan.
Dalam sebuah musafir, ada ajaran Islam yang mengharuskan di antara rombongan harus ada yang dijadikan pemimpin. Dia didaulat karena berkemampuan melaksanakan perjalanan agar lancar dan selamat.
Maka realita sejarah kepimpinan yang bisa dirujuk; Adam AS dipilih Allah menjadi khalifah di muka bumi, memimpin gelaran kehidupan, mengatur, menguasai berbagai makhluk ciptaan Allah: berbagai jenis binatang dan sumber daya alam.
Adam AS teruji berhasil menjadi nabi sekaligus manusia pertama bersama ibunda Hawa memulakan hidup di atas tanah bumi, karena ilmu yang diajarkan Tuhan.
Nabi Muhammad SAW terpilih sebagai Rasul akhir zaman dan penutup para nabi. Maka dengan kesempurnaan jasmani dan rohani, Rasul berhasil mengubah kehidupan jahiliyah menjadi beradab dan maju.
Keberhasilan memimpin dunia, karena Saidina hadir dengan akhlak mulia dan menjadi penyelamat kehidupan semesta, rahmatan lil alamin.
Dan seorang mukmin, siapa pun dia mesti mampu menjadi pemimpin, meski terbatas pada diri sendiri dan keluarga. Selanjutnya, karena komitmen syahadat yang diikrarkan, maka tentu rukun Iman dan Islam menjadi visi misi menggapai bahagia dunia akhirat.
Ketika Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi urusan Allah, ayat pertama yang diterima dan dilaksanakan Rasul adalah iqra, perintah membaca.
Kondisi berpengetahuan bagi seseorang ada kala diwajibkan sesuai hajat yang melatar belakanginya. Berilmu kata Qur’an akan ditinggikan derajatnya karena berkesesuaian dengan Allah Yang Maha Benar.
Namun demikian tidak cukup hanya berilmu, harus dilanjutkan dengan tahap beradab. Karena adab di atas ilmu. Karena itu keberhasilan nabi memimpin umat lebih didasari akhlak mulia yang ada padanya.
Bahkan Allah memuji, "sungguh engkau memiliki budi pekerti teramat mulia." Karena budi pekerti yang baik dan menarik ini lalu nabi dicintai umatnya. Akhlak mulia Rasul ini dapat dipahami dan dijadikan teladan bagi siapa yang ingin menjadi pemimpin.
Empat sifat wajib bagi Rasul yang membuatnya teruji sebagai pemimpin dan juga menjanjikan bagi kesuksesan siapa saja yang ingin menjadi pemimpin.
Pertama, Shidiq, benar dalam segala keadaan dan kuat memperjuangkan kebenaran. Kedua, Amanah, terpercaya menjalankan tugas dan tuntas. Ketiga, Tabligh, komunikatif, pesan tersampaikan ke umat dengan sempurna, dapat dipahami dan mudah dilaksanakan. Keempat Fatanah, cerdas, professional dan apa pun yang menjadi kebijakan selalu bermuara pada manfaat bagi orang banyak.
Untuk itu memilih pemimpin tentu berpiihak kepada siapa yang berkarakter sebagaimana Rasul. Memang sangat ideal, jika tidak ditemukan, maka yang mendekatinya.
Mencari alternatif yang lebih baik adalah ikhtiar hamba seraya berharap rida Allah, karena seseorang berbuat dipastikan ada niat dan kekuatan iman. Iman kuat tentu menolak apa saja yang tidak cocok dengan citra yang Allah kehendaki.
| Aturan Mahar Pernikahan dalam Islam, KUA Kalumpang: Penghormatan bagi Wanita |
|
|---|
| Mahar Pernikahan Sesuai Kesepakatan, Bukan Syarat Sah Akad Nikah |
|
|---|
| Adab Makan Sesuai Syariat Islam, MUI Balangan: Jadikan Makanan Pembawa Berkah dan Tidak Mubazir |
|
|---|
| Tokoh Agama Berperan Jaga Keharmonisan, Tanamkan Nilai-nilai Segar Membangun |
|
|---|
| Kiprah Ustadz Muhammad Syafiq SHI MH di Bidang Dakwah, Sebar Ilmu hingga ke Pegunungan Meratus |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.