Berita Banjar

Ini Pesan Gusti Muhammad Hatta untuk Hanif Faisol Nurofiq yang Dilantik Menteri Lingkungan Hidup RI

Guru besar Fakultas Kehutanan ULM  memberikan catatan tersendiri pasca Hanif Faisol Nurofiq dilantik sebagai Menteri Lingkungan Hidup 

|
Penulis: Nurholis Huda | Editor: Edi Nugroho
Istimewa.
Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta, M.S. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA- Prof. Dr. Ir. H. Gusti Muhammad Hatta, M.S. yang juga guru besar Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat (ULM), memberikan catatan tersendiri pasca Hanif Faisol Nurofiq dilantik sebagai Menteri Lingkungan Hidup oleh Presiden RI Prabowo Subianto di kabinet merah putih.

Setidaknya, menurut Prof Gusti Muhammad Hatta, ada tiga catatan yang menjadi konsen perhatian di Lingkungan Hidup. 

"Pertama mengatasi perubahan iklim, kedua soal penanggulangan sampah, dan ketiga soal perizinan termasuk Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL dan lain sejenisnya)," urai mantan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia itu, Senin (21/10/2024). 

Disampaikan Hatta, soal perubahan iklim mengingat sudah menjadi isu mengglobal dan dampaknya kian terasa, maka dirasa perlu segera dilaksanakan dan ditingkatkan implementasi mengatasinya.

Baca juga: Tim Gabungan Polres Batola Lakukan Sterilisasi di Setiap Area Pelaksanaan Kampanye Pilkada 2024

Baca juga: Pilkada Tapin 2024, Besok Pendopo Galuh Bastari Dipadati Ratusan Santri Nonton Bareng Film Ini

Misal sebagai mana dari program yang sudah dipersiapkan yakni  Folunetsink, dan lain sejenisnya untuk mengurangi Gas Rumah Kaca (GRK) serta kegiatan adaptasinya.

Selain itu juga, sambung Hatta, soal sampah yang semakin meningkat sesuai dengan kenaikan jumlah populasi manusia.

“Upaya-upaya pengurangan dan penanggulangan sampah dari hulu sampai ke hilir, mulai Recycle Reuse, Reduce (3R), zero waste, dan Sumber Daya Manusia (SDM) nya perlu ditingkatkan dan menemukan inovasi baru dengan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan sampah, " jelas Hatta.

Pria yang juga mantan Menteri Riset dan Teknologi tersebut berujar, pada sektor perizinan juga perlu dievaluasi agar bisa cepat prosesnya, sehingga tidak menghambat bagi para investor.

"Misalnya AMDAL sering dikeluhkan prosesnya yang cukup lama dam perlu menjadi perhatian," jelas menteri era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu. 

Dari aspek pelantikan Hanif ini, Hatta menyambut syukur. 

"Alhamdulillah adalagi alumni Fakultas Kehutanan ULM dan juga sudah lama berkerja di daerah Kalsel, yang diberikan amanah untuk menjadi Menteri Lingkungan Hidup. Semoga memberikan dampak yang positip terhadap Kalsel khususnya dan Indonesia pada umumnya, " jelasnya. 

Lalu bagaimana analisa terkait Kementerian Kehutanan dipisah dengan Kementerian Lingkungan Hidup?.

Menurut hemat dia, Kementerian Lingkungan Hidup adalah lintas sektoral dan yang diurusi mulai dari pencemaran udara, air dan daratan, serta masalah sosial. 

"Maka kalau berdiri sendiri relatif lebih mudah untuk melakukan pengawasan ke semua sektor. Jika bersama dengan sektor lain, bisa jadi secara psikologis agak sungkan untuk bertindak terhadap sektor yang bersamaan, apalagi misalnya ada kecenderungan sektor tertentu tersebut lebih dominan daripada Kementrian LH. Itu pendapat saya, bisa aja ada yang berpendapat lain bahwa bergabung itu ada kelebihan dan kekurangan nya, " urainya

(Banjarmasinpost.co.id/Nurholis Huda). 

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved