Berita HSS

Warga Loksado HSS Ceritakan Asal Usul Nama Beras Ghaib, Berikut Sekelumit Kisahnya

Inilah sepenggal kisah mengenai beras ghaib yang tumbuh di Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, tumbuh di antara padi buyung

|
Penulis: Hanani | Editor: Irfani Rahman
Banjarmasinpost.co.id/Hanani
Penampakan beras ghaib, beras khas dari Loksado, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan saat HSS Expo 2024 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN- Selain beras buyung dengan aroma yang wangi, masyarakat Loksado memiliki varian beras lain. Beras itu  biasa disebut beras ghaib.

Penampakannya, ada dua jenis. Ada yang warnanya cokelat tua kehitaman dan ungu kemerahan. Bulirnya sangat kecil-kecil dan jika dimasask mengeluarkan aroma wangi khas.

Nah, beras jenis itu dijual di stand Loksado, digelaran HSS Expo 2024, di sekitar Lapangan Lambung Mangkurat Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Harganya, cukup terjangkau, Rp 25 ribu per kilogram. Menurut Masrani, petugas dari Kantor Kecamatan Loksado yang juga bertani padi gogo, asal usul beras ghaib, karena tumbuh tanpa ditanam.

“Jadi tumbuhnya itu disela tanaman padi buyung. Di atas bukit atau dataran tinggi. Rumpunnya tak banyak. Dalam satu hektare paling dapat beberapa liter. Makanya disbut padi ghaib, karena tumbuh sendiri tanpa ditanam,” tuturnya.

Baca juga: HSS Expo 2024, Aneka Minyak Gosok Herbal dan Anyaman Bambu Loksado Diminati Pengunjung  

Baca juga: Penuturan Istri Korban Pembunuhan Polisi di Kalteng, Dapat Kabar Sang Suami Dibegal dan Ditembak

Beras ghaib sendiri, kata Masrani jarang dijual, dan lebih sering dikonsumsi di kalangan masyarakat adat sendiri, karena persediaannya sendiri terbatas.

 “Dalam satu tahun, belum tentu ada tumbuh,”imbuhnya. Dijual di pameran, kata dia karena pihaknya ingin mengenalkan jenis beras ini kepada masyarakat HSS lainnya. Namun persediaanya hanya sedikit.

“Beras ini cocok untuk orang yang mau menurunkan berat badan, penganti nasi putih. Juga untuk penderita diabetis, karena informasi yang kami terima secara kandangannya rendah gula,”kata Masrani.

Untuk memasaknya, gunakan air secukupnya saja agar rasanya lebih enak.

(banjarmasinpost.co.id/hanani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved