Ekonomi dan Bisnis

Eksistensi Usaha Jahit Busana Khairiyah, Tempat Magang Langganan Siswi SMK

Khairiyah sejak menikah pada 2021 menjalankan usaha rumahan yaitu jasa menjahit busana perempuan. Hingga kini, usahanya eksis

Penulis: Salmah | Editor: Hari Widodo
Banjarmasinpost.co.id/Salmah Saurin
Khairiah (jilbab hitam) owner Rumah Jahit Zulfa bersama anak-anak magang dari SMKN 4 Banjarmasin. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Mudahnya membeli pakaian tak berpengaruh terhadap jasa jahit gaun. Khairiyah pun sejak menikah pada 2021 menjalankan usaha rumahan yaitu jasa menjahit busana perempuan. Itu juga dilakukan untuk membantu suami menambah penghasilan keluarga.

Usaha berkembang hingga sekarang dibantu dua asisten. Bagi sebagian perempuan, membuat pakaian di penjahit lebih nyaman ketimbang membeli yang sudah jadi.

“Yang pasti bisa mendapatkan pakaian yang sesuai dengan keinginan, baik dari segi model, bahan hingga ukuran,” kata owner Rumah Jahit Zulfa Banjarmasin ini.

Kunci utama Khairiyah memulai usaha ini adalah niat kuat dan terus memperbaharui pengetahuan dan teknik membuat busana. Selain itu tentu saja komitmen membina rumah tangga.

Warga Jalan Hikmah Banua Kompleks Purnama ini bersyukur permintaan pasar untuk fashion cukup tinggi. Terlebih dia terus berusaha menghasilkan busana yang modern dan menarik.

“Selain harus menjaga kualitas,” tambahnya.

Selama ini paling ramai adalah pesanan busana atau pakaian untuk resepsi perkawinan dan seragam kerja. Banyak pula yang memesan seragam resepsi bagi suami, istri dan anak.

“Banyak pasangan muda yang memesan busana couple untuk menghadiri acara keluarga,” katanya.

Secara desain, busana jenis ini lebih detail sehingga agak rumit pengerjaannya. Namun Khairiyah berusaha dengan maksimal memenuhinya agar pelanggan puas.

“Alasan kenapa orang suka lebih memilih menjahit, pastinya untuk desain bisa sesuai selera dan tidak sama dengan pasaran dan ukuran lebih pas di badan,” tandas Khairiyah.

Ada pula pesanan seragam kerja terutama untuk perempuan dan pakaian harian.

Sebenarnya usaha jasa jahit sudah dilakukan Khairiyah sebelum menikah. Namun usaha tersebut terpukul pandemi Covid-19. Orderan sepi bahkan busana yang sudah jadi tak diambil pemesan.

“Namun ada hikmah di balik kejadian. Kami bikin masker kain. Apalagi waktu itu masker pabrikan terbilang langka. Alhamdulilah banyak pesanan,” ujarnya.

Dibantu saudarinya yang juga pandai menjahit, pesanan masker mereka kerjakan dengan beberapa model. Selama Covid-19 tak kurang seribuan masker dijahit.

Ada pula yang minta bikinkan setelan hazmat yang biasa dipakai para tenaga medis. Agar menarik, Khairiyah memberi variasi supaya terlihat modis

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved