BTalk Bicara Apa Saja
Mengajar Tak Perlu Berteriak-teriak
Adaro melalui Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) memulai pendampingan Pendidikan Holistik Berbasis Karakter (PHBK)
Penulis: Rifki Soelaiman | Editor: Irfani Rahman
BANJARMASINPOST.CO.ID - Sejak 2011 Adaro melalui Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) memulai pendampingan Pendidikan Holistik Berbasis Karakter (PHBK) untuk membentuk manusia secara utuh (holistik) yang berkarakter.
Lalu, seberapa penting membentuk pendidikan karakter dan apa dampaknya? Dalam program B-Talk, Layli Hasana Novia Putri mengulasnya bersama CSR Group 2 Head YABN, Citra Hapsari dan Pendamping Lapang Program Adaro PAUD Berkarakter, Riza Fitriana serta Kepala Sekolah KB Harapan Bunda, Heldaniah.
Adaro punya program Adaro PAUD Berkarakter. Apa dan bagaimana program itu menjawab pendidikan anak usia dini?
Citra: Program ini merupakan salah satu program flagship CSR Adaro. Ini salah satu program yang kami unggulkan. Konsep PHBK ini kami membina sekolah, guru dan anak-anak itu dengan karakter yang terinternalisasi di dalam program kegiatan belajar mengajar setiap harinya.
Kenapa PHBK ini penting? Karena kita ingin memaksimalkan enam aspek holistik manusia. Ada fisik, emosional, bahasa, spiritual, kreativitas dan kognitif. Konsep ini ditemukan oleh Indonesia Heritage Foundation yang menjadi mitra kita.
Ketika aspek manusia holistik ini bisa dimaksimalkan, maka setiap orang otu bisa menjadi pembelahar sejati. Tentu diperkuat dengan karakter-karakter yang baik. Kami berpikir di dunia yang serba cepat ini karakter harus dibangun untuk bisa menciptakan SDM yang unggul.
Adaro berkolaborasi dengan Disdik dan Indonesia Heritage Foundation. Apa manfaatnya?
Citra: Yang pasti kami berharap kualitas pendidikan di daerah operasional kami nggak kaleng-kaleng. Kolaborasi dengan IHF juga sangat membantu kami untuk menerapkan pendidikan karakter dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah operasional kami.
Contohnya guru-guru jadi percaya diri, mereka menorehkan prestasi. Jiwa pembelajarnya jadi ada terus. Hingga akhirnya beberapa sekolah kami mendapat akreditasi sekolah.
Kemudian Dinas Pendidikan adalah salah satu mitra strategis kami juga. Sejauh ini Disdik merasa kami sudah membantu mereka. PHBK sangat selaras dengan setiap kurikukum dari pemerintah.
Kapan bergabung dengan program ini, dan bagaimana pengalamannya?
Riska: Saya bergabung di 2021. Saya direkrut untuk membantu Adaro dan IHF di wilayah kerja Banjarmasin dan Batola.
Kendala saat itu lumayan banyak karena masih pandemi Covid-19. Saat itu anak-anak pembelajarannya banyak di rumah sehingga kurang interaksi dengan guru, mereka terpapar dengan lingkungan sekitarnya. Saat sudah new normal, kita kembali menata ulang.
Apa aaja pengalaman yang dirasakan?
Riska : Contoh yang saya lihat nyata sekali. Para guru baru menyadari bahwa mengajar anak PAUD tak perlu teriak-teriak. Ternyata ketika kita bisa melakukan manajemen kelas yang baik dan komunikasi yang efektif, maka anak-anak itu akan lebih tenang. Bahkan diskusinya pun berjalan lancar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.