Berita Tapin

Investasi Pabrik Beras di Tapin Terkendala Infrastruktur Jalan, Belum Bisa Dilewati Truk Kontainer

Terungkap investasi pabrik beras di Kabupaten Tapintenryata terkendala kondisi jalan yangbelum bisa dilewati kontainer

Penulis: Mukhtar Wahid | Editor: Irfani Rahman
Banjarmasinpost.co.id/muhtar wahid
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tapin, M Triasmoro 

BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Pemerintah Kabupaten Tapin terus mendorong masuknya investor untuk mendirikan pabrik beras skala nasional guna mendukung ekspor dan meningkatkan kesejahteraan petani. 

Namun, infrastruktur jalan yang belum sepenuhnya memadai masih menjadi tantangan utama.

Hal ini menjadi perhatian serius karena jalur distribusi yang baik akan membuka peluang ekspor yang lebih luas. 

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tapin, Triasmoro menyebutkan bahwa salah satu kendala adalah akses jalan yang belum bisa dilewati kontainer. 

"Kalau infrastruktur mendukung, tentu penjualan beras lebih lancar dan harga bisa lebih baik," ungkapnya, Kamis (7/2/2025). 

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan sendiri disebutkan memiliki rencana pengembangan jalan di wilayah barat, yang diharapkan bisa membantu akses industri di Tapin, termasuk pembangunan pabrik beras ini.

Baca juga: 1.379 Pencari Kerja Terdaftar di Tapin Sepanjang 2024, Tenaga Terampil Dikirim ke Jepang

Baca juga: Calon TKI Ilegal Asal HST Dipulangkan ke Kalsel, Dimingi Gaji Rp6Juta Bekerja di Luar Negeri

Waspada PMK

Sementara itu, di sektor peternakan, muncul kekhawatiran mengenai penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi. 

Salah satu kasus dilaporkan terjadi setelah adanya pemasukan ternak kambing dari luar daerah, meskipun kambing tersebut tidak terdampak, namun sapi lokal terkena PMK.

Para peternak diimbau untuk lebih waspada dalam mendatangkan ternak dari luar daerah. 

"Pastikan hewan sudah divaksin sebelum masuk ke daerah kita, jangan sampai penyakit menyebar luas," kata Triasmoro. 

Ciri-ciri hewan yang terkena PMK di antaranya luka di mulut, liur berlebih, dan pincang akibat luka pada kaki. 

Meski penyakit ini tidak menular ke manusia, dampaknya bisa besar bagi peternak karena menurunkan produktivitas dan harga jual hewan ternak.

"Diharapkan dengan pengawasan yang lebih ketat dan edukasi kepada peternak, penyebaran PMK bisa dicegah dan industri peternakan di Tapin tetap berkembang," pungkasnya.

(Banjarmasinpost.co.id/ Mukhtar Wahid) 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved