Serambi Ummah

Sosok Ustadz H Syahdi Said SAg, Berdakwah dengan Tanamkan Nilai-nilai Keikhlasan

Berikut petikan wawancaranya serta gambaran sosok Ustadz H Syahdi Said SAg, dikenal masyarakat terkait jiwa sosial dan kepeduliannya yang tinggi.

Penulis: Muhammad Andra Ramadhan | Editor: Rahmadhani
Banjarmasin Post/M Andra Ramadhan
Ustadz H Syahdi Said SAg. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Bersosialisasi di tengah masyarakat sangat dibutuhkan pada zaman sekarang ini. 

Apalagi, di kiri, di kanan, di depan serta di belakang, selalu hadir masyarakat di tengah-tengah kita.
Makanya, perlu perilaku yang damai, rukun serta saling hormat menghormati dalam berkehidupan di tengah masyarakat.

Ummat Islam tidak mengenal yang namanya perkelahian, pertengkaran, pertikaian serta permusuhan di tengah masyarakat.

Sebaliknya, hidup rukun, damai sejahtera serta makmur santosa adalah suasana damai menuju kebahagiaan dunia serta akhirat nantinya.

Tanpa sikap dan perilaku semua itu, manusia tak bernilai di hadapan Allah dan manusia itu sendiri.

Lalu bagaimana, Ustadz H Syahdi Said SAg dikenal masyarakat terkait jiwa sosial dan kepeduliannya yang begitu tinggi.

Baca juga: Hukum Umat Islam Ikut Merayakan Hari Kasih Sayang Valentine Day 2025, Boleh atau Tidak? Ini Dalilnya

Baca juga: Hukum Mengerjakan Puasa Nisfu Syaban 2025 Bertepatan Hari Jumat, Boleh atau Tidak? Ini Penjelasannya

Berikut petikan wawancaranya serta gambaran sosok Ustadz H Syahdi Said SAg. Berikut petikan wawancaranya:

Apa yang menginspirasi Ustadz untuk berperan di masyarakat?

Sejak kecil, saya tumbuh dalam lingkungan yang sangat religius. Orangtua saya adalah seorang guru agama, sehingga pendidikan keislaman di keluarga kami sangat kuat. Sejak kecil, saya sudah dibiasakan untuk salat berjemaah dan menghadiri pengajian. Lingkungan inilah yang membentuk karakter saya hingga saat ini.
Selain itu, saya mendapatkan pendidikan agama secara formal. Saya menimba ilmu di lembaga pendidikan keagamaan. Dari sana, saya merasa terdorong untuk menyebarkan ilmu yang telah saya dapatkan.

Awalnya, saya mulai dengan mengajar di TK Al-Qur’an dan membimbing anak-anak kecil belajar agama di rumah. Seiring waktu, saya terus berusaha memperluas jangkauan dakwah, baik melalui majelis taklim maupun organisasi keagamaan.

Teladan apa yang Ustadz ajarkan kepada masyarakat?

Saya selalu berusaha menanamkan nilai-nilai keikhlasan dalam beribadah dan berdakwah. Dakwah bukan sekadar menyampaikan ilmu, tetapi juga memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Saya ingin masyarakat memahami, Islam bukan hanya teori, melainkan pedoman hidup yang harus diamalkan dengan baik.

Dalam dakwah, saya juga mengajarkan pentingnya kebersamaan dan kepedulian sosial. Saya sering mengajak jemaah untuk aktif dalam kegiatan sosial, seperti membantu fakir miskin, menyantuni anak yatim, dan membangun kebersamaan dalam masyarakat.

Apa motivasi Ustadz dalam berdakwah?

Berdakwah adalah tugas mulia yang diperintahkan Allah Subhannahu Wa Ta’ala bagi setiap insan. Dalam Al-Qur’an, Surah Fussilat ayat 33, Allah berfirman,”Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan kebajikan, dan berkata, ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri,”

Ayat ini menjadi pegangan saya dalam berdakwah. Allah Subhannahu Wa Ta’ala menegaskan, pekerjaan terbaik adalah mengajak manusia ke jalan-Nya. Selain itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda,”Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. Saya ingin menjadi bagian dari orang-orang yang memberikan manfaat bagi sesama melalui dakwah dan kegiatan sosial.

Adakah hadist atau ayat yang menjadi inspirasi dalam dakwah Ustadz?

Selain Surah Fussilat ayat 33 tadi, saya juga sangat terinspirasi sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam tentang tujuh golongan yang mendapat naungan Allah di hari kiamat. Satu di antara tujuh tersebut adalah syabbun nasha’a fi ibadatillah, yaitu pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah.

Hadist ini menjadi motivasi bagi saya untuk membina generasi muda agar tetap berada dalam jalur yang benar. Saya ingin membantu mereka menemukan jati diri yang kuat dalam keimanan dan ketaqwaan.

Bagaimana Ustadz menyikapi perkembangan teknologi dan zaman saat ini?

Perkembangan teknologi membawa tantangan sekaligus peluang bagi dakwah. Di satu sisi, teknologi dapat menyebabkan perubahan perilaku masyarakat yang menjauh dari nilai-nilai agama. Namun, di sisi lain, teknologi juga bisa menjadi sarana yang efektif untuk menyebarkan dakwah.

Saya pribadi berusaha menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Misalnya, di Masjid Agung Munawarah Banjarbaru, kami mulai membina remaja masjid dengan cara yang lebih modern.

Kami mengadakan pesantren Ramadan, lalu melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan masjid. Kami juga memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan kajian dan informasi keagamaan.

Intinya, dakwah harus dikemas dengan cara yang menarik agar tetap relevan dengan generasi muda. Jika tidak, mereka bisa terbawa arus negatif yang merusak moral dan akidah.

Apa pesan Ustadz bagi generasi muda?

Saya ingin mengingatkan generasi muda agar selalu istiqamah dalam menjalani kehidupan dengan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan. Dunia modern menawarkan banyak peluang, termasuk dalam bidang teknologi dan ilmu pengetahuan. Namun, semua itu harus diiringi dengan fondasi spiritual yang kuat.

Seorang pemuda yang memiliki iman dan takwa akan menjadi sosok yang dihormati, baik di dunia maupun di akhirat. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda,”pemuda yang tumbuh dalam ketaatan kepada Allah akan mendapatkan perlindungan khusus di hari kiamat”.

Jadi, jangan sampai terjebak dalam pergaulan yang menjauhkan dari agama.

Manfaatkan masa muda dengan menuntut ilmu, berbuat baik, dan berkontribusi bagi masyarakat. Jika kita bisa menyeimbangkan antara dunia dan akhirat, insyaAllah kita akan menjadi pribadi yang sukses dan bermanfaat.

Biodata:

Nama: Ustadz H Syahdi Hidayat Said SAg

Lahir: Banjarbaru, 21 Desember 1977

Usia: 47 tahun

Pendidikan: Alumni S1 Fakultas Ushuluddin IAIN Antasari Banjarmasin

Keteladanan Umat dalam Kehidupan Bersosial

Ketua MUI Banjarbaru, KH Nur Syahid Ramli
Ketua MUI Banjarbaru, KH Nur Syahid Ramli (Istimewa untuk Banjarmasin Post)

DALAM kehidupan sosial, umat Islam diharapkan mampu menampakkan budi pekerti yang baik serta menjadi teladan bagi masyarakat.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Banjarbaru, KH Nur Syahid Ramli Lc MM menegaskan, ajaran Islam menekankan pentingnya akhlakul karimah dalam interaksi sosial.

“Umat Islam harus memperhatikan dan menampakkan budi pekerti akhlakul karimah, memberi salam ketika bertemu, saling menghormati, serta memiliki sifat tolong-menolong. Ini semua adalah bagian dari ajaran Islam yang harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya kepada Serambi Ummah.

Dia mengatakan, dalam Al-Qur’an, Allah Subhannahu Wa Ta’ala berfirman, dalam surah Al-Ahzab ayat 21, yang artinya,”Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Hadist Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam juga menegaskan pentingnya akhlak dalam kehidupan sosial. “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia,” ujarnya.

Menurutnya, sosok dan tokoh masyarakat Banjarbaru, H Syahdi Hidayat Said memberikan pengaruh dalam membentuk masyarakat yang berkarakter islami.

“Beliau selalu mengedepankan pendekatan yang santun dan penuh hikmah dalam berdakwah. Sikapnya yang rendah hati serta kepeduliannya terhadap pendidikan Islam di Banjarbaru membuatnya sangat dihormati,” katanya.

Dia berharap, masyarakat tidak terjerumus dalam perbuatan yang merusak tatanan sosial. “Kami ingin masyarakat memahami bahwa Islam bukan hanya ibadah ritual, tetapi juga mencakup akhlak dan interaksi sosial. Jika akhlak baik diterapkan, maka lingkungan akan menjadi lebih harmonis,” katanya.

Dia berharap, tokoh-tokoh agama seperti H Syahdi Hidayat Said itu terus berperan aktif dalam membimbing umat.

Dengan adanya tokoh-tokoh agama yang menjadi panutan, masyarakat diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai Islami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tercipta lingkungan yang penuh dengan kebaikan, tolong-menolong, serta saling menghormati satu sama lain. 

(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Andra Ramadhan)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved