Ramadan 2025
Bolehkah Setelah Imsyak? Niat dan Cara Mandi Wajib Usai Hubungan Suami Istri di Bulan Ramadan 2025
Setelah berhubungan badan di malam Bulan Ramadhan 2025 kemudian lupa mandi wajib hingga adzan shubuh tiba, maka kata Buya Yahya puasanya sah
Penulis: Mariana | Editor: Rahmadhani
BANJARMASINPOST.CO.ID - Salah satu pertanyaan yang kerap muncul pada saat Bulan Ramadhan adalah bagaimana hukum berhubungan suami istri dan soal mandi wajib selama berada di bulan suci.
Diketahui bersama, saat ini umat muslim tengah berada di Bulan Ramadhan 1446 Hijriah/2025.
Tak sedikit pasangan yang masih bingung terkait berhubungan suami istri dan mandi junub atau mandi wajib bagi pasangan suami istri selama bulan Ramadhan.
Terkait hubungan suami istri, penceramah Buya Yahya menjelaskan bahwa yang membatalkan puasa adalah bersenggama alias berhubungan badan secara sengaja di siang hari pada Bulan Ramadhan.
"Di siang hari itu maksudnya setelah shubuh tiba, berhubungan suami istri secara sengaja itu batal, tapi kalau ada orang yang berhubungan suami istri tidak sengaja, mohon maaf misalnya ada yang jadwal hubungannya setelah shubuh, lalu bersenggama setelah shubuh di bulan Ramadhan tanpa sadar atau sengaja, itu rezeki," terang Buya Yahya dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Al-Bahjah TV.
Orang yang tidak sengaja bersenggama demikian, puasanya tetap sah dan setelah ingat langsung mandi wajib.
Baca juga: Cara Panen Pahala di Bulan Ramadan 2025, Ustadz Khalid Basalamah Imbau Kaum Muslimin Lakukan Ini
Baca juga: Batalkah Puasa Jika Mencium Istri di Siang Bulan Ramadan? Ustadz Abdul Somad Jelaskan Kisah Aisyah
Dalam kasus lainnya, ada yang berhubungan suami istri di malam hari atau saat sahur, kemudian lupa mandi wajib hingga adzan shubuh tiba, maka puasanya sah dilanjutkan hingga maghrib.
Artinya, perihal mandi wajibnya boleh dilaksanakan setelah shubuh, meskipun berhubungan malam hari, tak harus mandi saat malam itu juga.
Ada pula misalnya setelah berhubungan, lalu menyiapkan makanan sahur, dan lupa mandi wajib atau junub terlebih dahulu, maka sah-sah saja jika mandi wajibnya setelah subuh.
Karena itu, Buya Yahya menekankan pentingnya mengkaji ilmu Agama agar tidak menyiksa dan cenderung meringankan diri untuk hal-hal syariat.
"Bagi perempuan sering kerepotan harus mandi setelah berhubungan, bisa menyebabkan penyakit jika dilakukan malam hari, bisa amalkan mandi wajib setelah imsyak atau shubuh, puasa tetap sah," tukas Buya Yahya.
* Niat Mandi Wajib:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf 'il hadatsil akbari fardhal lillaahi ta'aala
Artinya: Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardu kerena Allah ta'ala.
Pertama, niat mandi besar mesti dilakukan berbarengan dengan saat pertama kali menyiramkan air ke anggota badan, yakni mencuci tangan dilanjutkan membersihkan kemaluan.
Anggota badan yang pertama kali di siram ini boleh yang manapun, baik bagian atas, bawah ataupun tengah.
Bila pada saat pertama kali menyiramkan air ke salah satu anggota badan tidak dibarengi dengan niat, maka anggota badan tersebut harus disiram lagi mengingat siraman yang pertama tidak dianggap masuk pada aktivitas mandi besar tersebut.
Sebagai contoh, pada saat memulai mandi besar Anda pertama kali menyiram bagian muka namun tidak disertai dengan niat.
Setelah itu Anda menyiram bagian dada dengan disertai niat.
Dalam hal ini muka yang telah basah dengan siraman pertama tersebut dianggap belum disiram karena penyiramannya dianggap tidak termasuk dalam aktifitas mandi besar sebab belum ada niatan.
Oleh karenanya bagian muka mesti disiram kembali. Penyiraman kembali ini merupakan siraman yang masuk pada aktifitas mandi besar mengingat dilakukan setelah penyiraman di bagian dada yang dibarengi dengan niat.
Kedua, meratakan air ke bagian luar seluruh anggota badan.
Bila ada sedikit saja bagian tubuh yang belum terkena air maka mandi yang dilakukan belum dianggap sah dan orang tersebut dianggap masih dalam keadaan berhadats sehingga dilarang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang berhadats besar seperti shalat, thawaf, membaca, menyentuh dan membawa Alquran dan lain sebagainya.
Maka dari itu dalam melakukan mandi besar perlu kehati-hatian agar jangan sampai ada bagian dari tubuh yang tertinggal belum terkena air.
Lipatan-lipatan badan yang biasa ada pada orang yang gemuk, kulit yang berada di bawah kuku yang panjang dan membersihkan kotoran yang ada di dalamnya.
Bagian belakang telinga dan bagian depannya yang berlekuk-lekuk, selangkangan kedua paha, sela-sela antara dua pantat yang saling menempel.
Serta kulit dada yang berada di bawah payudara yang menggantung, dan juga kulit kepala yang berada di bawah rambut yang tebal adalah bagian-bagian tubuh yang mesti diperhatikan dengan baik ketika melakukan mandi besar agar jangan sampai tidak terkena air sedikitpun.
(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)
Tata Cara Mandi Wajib
Mandi Wajib di Bulan Ramadhan
Ramadhan 2025
Buya Yahya
Bacaan Niat Mandi Wajib
Jawaban Ustadz: Apa Ciri-ciri Umat Muslim yang Sukses Puasa Ramadan? |
![]() |
---|
Jawaban Ustadzah: Apa Hukum Meninggal Saat Berutang Puasa Ramadan? |
![]() |
---|
Panduan dan Hukum Bayar Zakat Fitrah Namun Diwakilkan oleh Orang Lain, Simak Bacaan Niatnya |
![]() |
---|
Jawaban Ustadz: Bagaimana Jika Lupa Bayar Zakat Fitrah Padahal Berpuasa Ramadan? |
![]() |
---|
Tutorial Bayar Zakat Fitrah, Ustadz Adi Hidayat Paparkan Besaran dan Jenis Beras yang Dibayarkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.