Berita Viral
Naik Haji Tak Perlu ke Mekkah Tapi Gunung Ini, Viral Ajaran Sesat Dipimpin Wanita, Rukun Islam Pun 6
Viral di media sosial aliran sesat yang mengajak pengikutnya tak perlu naik haji ke Mekkah dan Madinah, cukup ke gunung. Sosok pemimpinnya wanita.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Viral di media sosial aliran sesat yang mengajak pengikutnya tak perlu naik haji ke Mekkah dan Madinah, cukup ke gunung.
Bukan hanya itu, pengikutinya juga dilarang membangun rumah dan wajib membeli pusaka suci.
Ajaran sesat ini muncul di Maros, Sulawesi Selatan.
Melansir dari TribunJabar, aliran sesat itu bernama Sekte Panggissengana Tarekat Ana' Loloa.
Itu seperti terlihat dari unggahan akun Instagram buschoo, Selasa (11/3/2025).
Baca juga: Dulu Heboh Salat Tarawih Kilat 7 Menit di Indramayu, Ini Kabarnya di Ramadan 2025, Kini Krisis Imam
Sekte tersebut mempunyai sejumlah ajaran yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam hingga norma masyarakat.
Aliran sesat tersebut mengajak pengikutnya cukup berhaji ke Gunung Bawakaraeng, di Maros, Sulawesi Selatan.
Kemudian rukun Islam yang diyakini umat muslim 5, di aliran sesat ini bertambah 6.
Selain itu, masih banyak beberapa ajaran yang dinilai menyimpang dari ajaran Islam.
Berikut ini beberapa ajaran aliran sesat sekte Panggissengana Tarekat Ana' Loloa tersebut.
1. Wajib Beli Pusaka Suci
Sekte ini mewajibkan pengikutnya membeli pusaka suci sebagai syarat masuk surga.
2. Haji
Pada rukun yang ke-5, aliran sesat ini mengalihkan ibadah haji dari Mekah ke Gunung Bawakaraeng, di Maros.
3. Dilarang Membangun Rumah
Para pengikutnya di sekte ini dilarang membangun rumah.
Dalam ajarannya hal itu dibuat atas keyakinan bahwa kiamat sudah dekat.
Mereka berdalih uang lebih baik digunakan untuk membeli pusaka demi kehidupan akhirat.
Sosok pemimpin aliran sesat Sekte Panggissengana Tarekat Ana' Loloa itu bernama Petta Bau.
Menariknya ternyata pemimpin aliran ini seorang wanita berusia 56 tahun, kelahiran 1969.
Diketahui Petta Bau tinggal di Dusun Bonto-bonto Desa Bontosomba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros.
Nah, itulah beberapa ajaran dan fakta tentang aliran sesat Sekte Panggissengana Tarekat Ana' Loloa di Maros, Sulawesi Selatan tersebut.
Menurut pengunggah praktik aliran sesat tersebut berpotensi menimbulkan eksploitasi finansial dan mengabaikan kebutuhan dasar hidup pengikutnya.
Pengunggah juga menyoroti adanya kompleksitas situasi, di mana pengikut mungkin merasa terintimidasi untuk melapor, sehingga memerlukan pendekatan hati-hati dari otoritas dan tokoh masyarakat untuk menyikapi masalah tersebut.
Di sisi lain unggahan berita viral muncul aliran sesat tersebut langsung menyita perhatian warganet di jagat maya.
Tak sedikit warganet merasa prihatin sekaligus miris. Ada juga warganet yang merasa heran hingga geram.
arsyidfattah
“Tektok ato ngecamp bang? Jawab: Haji mas”
r.warrs
“5 aja belum terpenuhi, ehh malah nambah 6 lagi”
ka_bayyyy
“Tawaf x Summit”
fahmirizkyardhani
“Cape-cape ulama buat kitab segitu banyaknya, ujung-ujungnya ada aliran lagi.. ya salam”
raditiyaradit
“Kenapa sih susah ngikutin ajaran Baginda Nabi dan sunah nya ? Tuh ada Salaf, tuh ada Muhammadiyah tinggal ikut kajian nya se simple itu islam... Gausah di lebihkan gausah di kurangi sudah di sempurnakan sama Rasulullah SAW masih aja nyimpang sana sini alasan tradisi dan budaya”
chairaniirani
“Udh pusing liat berita negara keknya, jd refreshing, iseng bkin aliran baru, skalian healing tu naik hajinya,” tulis beragam komentar warganet.
Sebelumnya, aliran kepercayaan Puang Nene atau Al-Mukarrama Al-Khaerat Mukminin Segitiga Emas Sunda Nusantara tengah menjadi perbincangan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Penganut kepercayaannya berasal dari Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone.
Banyak yang menduga Puang Nene merupakan aliran sesat, memiliki ajaran yang menyimpang dari agama Islam.
Kepala Desa Mattirowalie, Andi Swandi, mengatakan ia belum bisa memastikan kebenaran apakah Puang Nene merupakan aliran sesat atau bukan karena belum ada putusan resmi dari Kementerian Agama.
Ia menyebut bahwa kelompok Al-Mukarrama sebenarnya merupakan kelompok organisasi masyarakat.
Kelompok ini juga mewajibkan anggotanya untuk salat, meskipun tidak setiap waktu seperti umat Islam kebanyakan.
Baca juga: Gus Samsudin Biang Kerok Video Aliran Sesat yang Bolehkan Bertukar Pasangan? Polisi Ungkap Fakta
Kapolsek Libureng, Iptu Andi Haeruddin, mengatakan bahwa kelompok Al-Mukarrama berasal dari Kabupaten Soppeng dan dipimpin oleh Walinono alias Puang Nene.
Kelompok ini sudah aktif di Bone sebelum pandemi Covid-19.
Namun, terkait apakah kelompok ini menyimpang atau tidak, pihak keamanan masih menunggu keputusan dari Kementerian Agama.
Hingga saat ini, tindakan yang diambil oleh pihak keamanan hanyalah mengamankan situasi agar tidak menimbulkan gejolak di tengah masyarakat.
Puang nene atau Al-Mukarrama Al-Khaerat Mukminin Segitiga Emas Sunda Nusantara, ternyata bukan hanya ada di Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Pengikut aliran Al-Mukarrama ternyata ada juga di Desa Carima Kecamatan Kahu Bone.
"Kelompok Al-Mukarrama ini katanya sudah ada sebelum pandemi. Saya sudah cerita dengan mereka (Al-Mukarrama), katanya ada juga pengikutnya di Carima Kahu," kata Camat Libureng Andi Syamsul Musrya ke Tribun Timur melalui sambungan telepon, Kamis (23/3/2023).
Kata Andi Syamsul Musrya, aktivitas dari Al-Mukarrama ini masih mirip dengan kebanyakan ummat muslim.
Pembedanya, jika pengikut Al-Mukarrama ini punya ritual atau ibadah di akhir tahun.
Ritual atau ibadah Al-Mukarrama itu disebut mangade'.
"Kalau kata Hasan ini, setiap akhir tahun, pengikutnya pasti akan pergi ke Soppeng untuk mangade' (Baca: pengungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa)," jelasnya.
Alasan para pengikut Al-Mukarrama ke Soppeng untuk melakukan mangade', karena di situlah pemimpin aliran kelompok ini berada.
Kelompoknya dikenal dengan nama Walinono alias Puang Nene.
Selain itu, aktivitas lain dari pengikut Al-Mukarrama ini, ada pada kajian rutinnya setiap malam.
"Ada kajian rutin tiap malam. Katanya itu adalah tarekat yang diajarkan kepada anggotanya," ucapnya.
Kemudian ada juga pembayaran iuran setiap bulan yang dibebankan kepada pengikutnya.
"Nominalnya tidak ada, tergantung kemampuan," jelas Andi Syamsul Musrya.
Aktivitas selebihnya dari kegiatan Al-Mukarrama ini dikatakan mirip dengan ummat muslim pada umumnya.
"Mereka masih salat, termasuk salat Jumat. Pakaiannya pun masih mirip dengan kita," ujarnya.
Terkait sesat atau tidaknya aliran kelompok Al-Mukarrama ini masih menunggu keputusan dari Kementerian Agama.
Hingga kini, tindakan diambil oleh pemerintah setempat dan pihak berwajib baru sekadar mengamankan situasi agar tidak terjadi gejolak di tengah masyatakat.
(Banjarmasinpost.co.id/TribunJatim.com)
Kumpulan Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Bersama Orang yang Sudah Meninggal, Simak Tutorialnya |
![]() |
---|
Viral Wanita di Batulicin Dibuntuti OTK Kala Melintas di Jalan Lingkar Daerah, Sampai Ketakutan |
![]() |
---|
Fakta Sosok Serka N dan Kopda FH, TNI yang Turut Serta dalam Kasus Pembunuhan Kacab Bank |
![]() |
---|
Viral Edaran Kemenag Minta Wali Murid Tanggung Risiko Keracunan Konsumsi MBG, Bikin Geram Publik |
![]() |
---|
Viral King Kobra Ukuran 4 Meter Masuk Kandang Ayam di Pangandaran, Damkar Evakuasi Hampir 1 Jam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.