Berita Banjarmasin

Kisah Pejuang CPNS Kalsel yang Tertunda: Abduh Masih Menyapu Kampus, Della Terlanjur Sewa Kontrakan

Muhammad Rahmani Abduh (26) tampaknay meski bersabar saat pelantikan CPNS 2024 ditunda, ia tetap lakukan pekerjaannya terdahulu

Banjarmasinpost.co.id/muhammad syaiful riki
TETAP BEKERJA - Muhammad Rahmani Abduh melakukan rutinitas sebagai petugas kebersihan di UIN Antasari Banjarmasin. Ia baru lulus seleksi CPNS 2024 dosen di kampus yang sama, namun pengangkatannya terpaksa tertunda. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN – Pagi itu, jarum jam menunjuk pukul tujuh saat Muhammad Rahmani Abduh (26) melangkah keluar dari indekos sederhananya di Gang 7, Kompleks Bina Brata, Banjarmasin.

Seperti biasa, motor Honda Supra X kesayangannya sudah menunggu di halaman. Setelah memanaskan mesin, ia mengenakan helm dan melaju menuju Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin.

Sesampainya di kampus, Abduh langsung mengambil sapu, serok, dan bak sampah—peralatan yang telah menemani hari-harinya sejak 2020.

Sebagai petugas kebersihan, tugasnya adalah memastikan taman dan area kampus tetap bersih.

Namun, siapa sangka, di balik seragam kerjanya, ia adalah seorang dosen muda yang baru saja dinyatakan lolos seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2024.

Baca juga: Wartono Mundur, Ibu Kota Provinsi Kalsel Alami Kekosongan Pimpinan, DPRD Banjarbaru Ambil Sikap Ini

Baca juga: Pengangkatan CPNS dan PPPK Ditunda, Ini Kata BKPSDM Banjar Soal Pembinaan Dunia Kerja di Birokrasi

Abduh seharusnya segera diangkat menjadi dosen tetap di Fakultas Syariah UIN Antasari pada Maret tahun ini. Namun, hingga kini, pengangkatannya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) masih tertunda.

Sejak mendapat kabar penundaan, Abduh tetap menjalankan rutinitasnya seperti biasa.

Ia mengajar sebagai dosen luar biasa di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Antasari serta menjadi asisten dosen di Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al-Banjari.

Namun, di sela kesibukannya sebagai pengajar, ia tetap setia menjalankan tugasnya sebagai petugas kebersihan kampus.

“Biasanya, setelah selesai bersih-bersih sekitar pukul 09.30 WITA, saya pulang ke kos, ganti baju, lalu berangkat mengajar,” ujarnya.

Perjalanan Abduh mencapai titik ini tidak mudah. Berasal dari keluarga sederhana, orang tuanya, Muhammad Riduan dan Siti Rahmah, adalah petani dengan penghasilan pas-pasan.

Sejak awal kuliah pada 2016 di Program Studi Ekonomi Syariah, ia sadar bahwa dirinya harus bekerja untuk bisa terus berkuliah.

Bahkan setelah menyelesaikan S2, perjalanan menjadi dosen tetap tidak langsung terbuka. Ia pernah gagal dua kali dalam seleksi CPNS.

Pada 2020, ia tak lolos akibat kesalahan teknis dalam penulisan surat lamaran. Kemudian, saat mencoba menjadi dosen di Politeknik Negeri Banjarmasin, ia harus menerima kenyataan bahwa saingannya lebih berpengalaman.

Namun, ia tidak menyerah. Saat UIN Antasari membuka lowongan CPNS 2024 untuk posisi dosen, Abduh mempersiapkan diri sebaik mungkin, bahkan mengikuti bimbingan belajar agar lebih siap menghadapi tes.

Dari 18 peserta, hanya dua yang diterima, dan ia salah satunya.

Kini, meskipun status ASN-nya masih tertunda, Abduh tetap menjalani hari-harinya seperti biasa—menyapu halaman kampus sebelum berdiri di depan kelas untuk mengajar.

Tidak hanya Abduh, Della Aprina, seorang ibu satu anak asal Kabupaten Banjar, juga mengalami ketidakpastian serupa.

Della dinyatakan lolos seleksi CPNS 2024 di Pemkab Barito Utara, Kalimantan Tengah. Sejak awal tahun, ia sudah menyiapkan kepindahannya.

Pada Februari 2025, ia bersama suami dan anaknya bahkan telah menyewa rumah di daerah penempatan, membayar token listrik, dan menyiapkan berbagai kebutuhan untuk kehidupan barunya.

Namun, hingga kini, belum ada kejelasan kapan ia bisa mulai bekerja sebagai ASN.

“Saya sudah siap berangkat, bahkan sudah mengeluarkan biaya cukup besar untuk tempat tinggal. Tapi sampai sekarang masih menunggu keputusan dari pemerintah. Kalau memang resmi diundur, saya tidak punya pilihan selain melepas rumah tersebut dan mengikhlaskan uang yang sudah dikeluarkan,”ujar Della.

Situasi ini membuatnya dilema. Di satu sisi, ia ingin segera menjalankan tugasnya sebagai ASN, tetapi di sisi lain, ia juga harus mempertimbangkan kondisi finansialnya.

Della dan Abduh hanyalah dua dari ribuan calon ASN yang mengalami ketidakpastian serupa. Hingga saat ini, pemerintah belum memberikan jadwal pasti terkait pengangkatan CPNS 2024, meski terbaru timeline-nya ditetapkan 1 Oktober 2025.

“Saya sudah berusaha sebaik mungkin untuk mempersiapkan semuanya. Sekarang tinggal menunggu kepastian. Semoga segera ada kabar baik,” harap Della.

(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved