Puasa Ramadan tapi Masih Berkata Kasar, Bagaimana Hukumnya? Ustadz Adi Hidayat: Tak Dibutuhkan Allah

BANJARMASINPOST.CO.ID - Saat menjalankan puasa, umat muslim memang tak hanya diperintahkan untuk menahan lapar dan haus melainkan juga menjaga hawa nafsu serta amarah yang bisa menghilangkan pahala.

Sejak matahari terbit hingga tenggelam, umat muslim diperintahkan untuk menahan diri dari hal-hal yang dapat merugikan.

Namun bagaimana jika menjalankan puasa tapi masih gemar berkata kasar?

Apakah hal tersebut bisa mempengaruhi puasa yang dijalani?

Dilansir melalui unggahan kanal youtube Renungan Taubat, Minggu (16/3/2025) Ustadz Adi Hidayat menjelaskan nasib puasa orang yang masih saja berkata kasar.

Diterangkan Ustadz Adi Hidayat Nabi pernah memberikan peringatan terhadap orang yang gemar berkata kasar.

“Awas hati-hati, Nabi pernah memberikan peringatan keras hadisnya bahkan hadis yang sangat luar biasa mendekati hadis tingkat tinggi derajatnya,” Ucap Ustadz Adi Hidayat.

Bahkan ditegaskan Ustadz Adi Hidayat dalam hadis Nabi orang yang masih gemar berkata kasar maka Allah tidak membutuhkan puasanya.

“Makas siapapun orang yang berpuasa meninggalkan makan minumnya tetapi dia mohon maaf tidak terputus dengan kata-kata yang kotor yang jorok yang perbuatan tercela maka Allah tidak butuh pada puasanya,” tegasnya lagi.

Lantaran hal tersebut, Ustadz Adi Hidayat pun menganjurkan untuk jangan menyandingkan maksiat dengan puasa.

Apalagi puasa merupakan ibadah yang dilakukan untuk menjauhi perbuatan maksiat.

(Banjarmasinpost.co.id/Danti Ayu)