Lebaran 2025

Hukum Kerjakan Puasa Syawal Tapi Belum Lunasi Utang Ramadan, Ustadz Khalid Basalamah Beri Penjelasan

Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan hukum mengerjakan Puasa Syawal namun belum membayar utang Puasa Ramadan bagi umat Islam.

Editor: Mariana
Youtube Islam Terkini
PUASA SYAWAL - Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan hukum mengerjakan Puasa Syawal namun belum membayar utang Puasa Ramadan bagi umat Islam. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pendakwah Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan hukum mengerjakan Puasa Syawal namun belum membayar utang Puasa Ramadan bagi umat Islam.

Bagi kaum muslimin yang ingin Puasa Syawal terlebih dahulu, disampaikan Ustadz Khalid Basalamah hukumnya boleh atau sah walau belum bayar utang puasa wajib.

Kendati demikian, Ustadz Khalid Basalamah menguraikan umat muslim yang belum qadha Ramadhan sementara sudah Puasa Syawal belum dicatatkan untuknya pahala puasa setahun penuh.

Sebentar lagi memasuki bulan Syawal 1446 Hijriyah, setelah sebelumnya melaksanakan puasa wajib di bulan suci Ramadan 2025.

Di bulan Syawal ini, terdapat amalan-amalan sunnah yang dianjurkan, khusus hanya ada di bulan Syawal yaitu puasa enam hari.

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka, Bab 6 Identitas Antologi Puisi

Baca juga: Bacaan Niat Puasa 6 Hari di Bulan Syawal 2025, Ustadz Abdul Somad Jabarkan Cara Pengerjaannya

Puasa Syawal merupakan puasa sunnah yang dapat dilaksanakan selama enam hari di bulan Syawal setelah Hari Raya Idul Fitri.

Ustadz Khalid Basalamah menerangkan sebelum menunaikan Puasa Syawal, lebih afdhol membayar utang puasa Ramadan terlebih dahulu.

Anjuran Puasa Syawal termaktub dalam sabda Nabi Muhammad SAW diriwayatkan hadits Abu Ayyub Al-Anshari RA:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim, no. 1164).

Berdasarkan tafsir hadits tersebut mendapatkan pahala setahun, syaratnya harus Puasa Ramadhan sebulan penuh diikuti puasa enam hari di bulan Syawal.

"Kalau ada umat muslim baik kaum adam dan perempuan memiliki utang Puasa Ramadhan, misalnya dua hari dan belum dibayar lalu mengerjakan Puasa Syawal, hukumnya boleh," jelas Ustadz Khalid Basalamah dilansir Banjarmasinpost.co.id dari Kajian Ar-Rahman.

Akan tetapi, selama utang puasa dua hari belum dibayar, baginya belum dicatatkan pahala setahun. Karena syarat meraih pahala setahun puasa harus dilengkapi atau dilunasi dulu utang Ramadhannya diikuti enam hari Puasa Syawal.

Sebab itulah, sebagian besar ulama berpendapat lebih afdhol membayar utang puasa dulu baru setelah itu melakukan puasa sunnah Syawal.

Adapun cara melaksanakan Puasa Syawal tak ada aturan baku harus di awal dan berurutan.

"Menjalankan Puasa Syawal enam hari ini boleh dicicil, bisa disesuaikan di hari Senin dan Kamis, atau berturut-turut yang penting selama bulan Syawal," papar Ustadz Khalid Basalamah.

Ustadz Khalid Basalamah mengingatkan jika ada was-was setan menghalangi umat Islam untuk berpuasa hendaknya ditepis.

Yang harus diucapkan kaum muslimin ketika mendapatkan was-was setan adalah sebagai berikut:

Lafadz ta'awudz:

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Artinya: "Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk."

Niat Qadha Puasa Ramadhan

Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat, berikut niat qadha puasa:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.

Niat Puasa Syawal

Bagi Anda yang terbiasa melafadzkan niat, berikut niat puasa Syawal:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT.”

Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.

Ia juga dianjurkan untuk melafalkan niat puasa Syawal pada siang hari.
Berikut ini lafalnya :

نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى

"Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ.

Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.”

Tata Cara Melakukan Puasa Syawal

Tata cara puasa Syawal sama dengan tata cara puasa lainnya secara umum, di antaranya:

1. Niat

Puasa Syawal didasari dengan niat terlebih dahulu.

2. Makan sahur

Disunnahkan makan sahur sebelum terbit fajar. Namun, tidak makan sahur pun misalnya terlambat bangun tidak apa-apa jika kuat, dalam artian puasa tetap sah.

3. Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa

Saat berpuasa, hendaknya senantiasa untuk menahan diri dari makan, minum serta hal lain yang dapat membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga tenggelamnya matahari, atau waktu Maghrib.

4. Berbuka puasa

Disunnahkan menyegerakan berbuka puasa ketika matahari terbenam, yakni bersamaan dengan masuknya waktu Maghrib.

(Banjarmasinpost.co.id)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved